Mengingat Agar Tidak Terlupa
Sejarah G30S PKI di Labala bukan sekadar catatan tentang siapa yang dituduh dan siapa yang dibunuh. Lebih dari itu, ia adalah pengingat bahwa sejarah bangsa ini tidak hanya dibangun oleh pusat, tetapi juga oleh daerah-daerah kecil yang kisahnya jarang terangkat.
Mengangkat kembali cerita tujuh korban di Lewoleba berarti memberi ruang bagi kebenaran yang lama dibungkam. Ini bukan tentang membuka luka lama semata, melainkan tentang menghadirkan keadilan dalam bentuk ingatan. Ingatan yang diwariskan ke generasi berikutnya agar mereka tahu bahwa ada sejarah lain di balik narasi besar bangsa.
Penutup
Labala dan Lewoleba menyimpan tragedi yang tak pernah tercatat resmi dalam buku sejarah sekolah. Tujuh orang yang tidak bersalah harus meregang nyawa karena tuduhan yang tak terbukti. Mereka dikuburkan di tanah yang hingga kini masih bisa dilihat, tanah yang menjadi saksi bisu tentang sebuah masa ketika nyawa manusia begitu murah di hadapan kekuasaan.
Mengingat sejarah G30S PKI di Labala berarti mengingat wajah-wajah yang hilang, nama-nama yang dipaksa diam, dan suara-suara yang tak sempat membela diri. Selama jejak itu masih ada, sejarah ini seharusnya tetap hidup, bukan untuk membangkitkan kebencian, tetapi untuk menjaga agar ketidakadilan serupa tidak terulang kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI