Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Liburan di Rumah Saja, Kenapa Tidak?

30 Mei 2025   22:14 Diperbarui: 30 Mei 2025   22:14 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memasak bersama keluarga saat liburan (Sumber: DOK. PEXELS via Kompas.com)

Saya tidak terlahir dari orang tua yang kaya raya. Biasa saja, malah bisnis ayah bangkrut waktu saya berstatus murid SMP. Tambah terpuruk. Jangankan bermimpi ke luar negeri. Untuk liburan di dalam negeri saja, kami tidak mampu. Tapi saya tidak menyalahkan ayah. Bukan sepenuhnya salah ayah jika bisnisnya jatuh. Ada pihak-pihak lain yang juga harus bertanggung jawab.

Tapi ya sudahlah. Saya menerima kondisi saat itu, meskipun terkadang dalam hati, saya iri dengan beberapa teman saya yang bisa bepergian ke luar kota bahkan sampai ke luar negeri. Saya hanya bisa gigit jari.

Saya tidak tahu apakah Anda berada dalam posisi seperti saya saat itu di masa kini. Kalau pun kondisi keuangan Anda tidak sedang baik-baik saja saat ini, Anda tidak sendiri. Banyak di antara warga yang berada dalam kondisi yang sama. Saya juga pernah berada dalam kondisi minim keuangan saat usia remaja.

Balikpapan, kota yang menjadi saksi keprihatinan hidup saya saat masih bersekolah. Pergi ke sekolah dengan uang yang pas-pasan. Untuk ongkos angkot dan jajan di sekolah. Bisa dikatakan, sisa uang untuk ditabung sangat minim. 

Makan dengan tempe, tahu, dan sayur bening adalah "kemewahan" bagi kami sekeluarga saat itu. Makan dengan ikan dan ayam bisa terealisasi saat awal bulan. Kenikmatan tiada tara. Serasa menikmati santapan raja. Meskipun hanya berupa ikan goreng, ayam goreng, atau ayam rebus; semua hidangan tersebut sudah menjadi sajian super mewah, karena jarang terhidang di meja makan keluarga kami.

Saat sekolah, kegiatan bersekolah menjadi pengalih kebosanan saat berada di rumah. Namun saat liburan, alih-alih senang karena tidak belajar, ada keresahan yang membuncah di dada. Keresahan tersebut bernama kejenuhan akut dan ketidakberdayaan akan kondisi tidak bisa ke mana-mana. Ya, daripada bepergian, lebih baik uang dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari.

Lalu apa yang saya kerjakan di saat liburan? Berpangku tangan sambil rebahan di kasur? Bisa heboh ibu dan ayah saya jika melihat dua kegiatan tersebut dilakukan seharian.

Ada 3 (tiga) kegiatan yang saya lakukan selama masa liburan sekolah:

1. Membantu ibu membersihkan rumah

Sebenarnya ini bukan kegiatan yang menyenangkan bagi saya, karena kondisi rumah kami yang bagaikan "kapal pecah", menimbang kami harus beberapa kali pindah rumah. Dari rumah kontrakan yang satu ke rumah kontrakan yang lain. Otomatis, ada beberapa barang yang masih menggunung karena keterbatasan tempat menyimpan.

Tentu saja, saya membantu ibu membersihkan rumah dalam artian yang sederhana, semisal menyapu lantai, mencuci piring, membersihkan jendela, dan lain sebagainya. 

2. Membantu ibu memasak

Untuk yang satu ini, saya tidak bisa banyak 'berbicara', karena saya hanya sebatas membantu ibu mengupas bawang putih dan merah, memetiki bayam untuk dijadikan sayur bening, dan lain-lain. Ibu tidak banyak melibatkan saya di proses memasak.

3. Membaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun