di jalanan. Bukan waktu yang singkat. Pergi dan pulang silih berganti. Mengantar dan menjemput tak kunjung henti.
Empat jamKegalauan dalam hati. Melihat keadaan sekarang ini. Bukan semakin membaik. Terlihat sedemikian memburuk.
Ancaman di mana-mana. Dari musuh yang tak kelihatan. Sampai kapan diri bisa bertahan? Hanya kepada Tuhan sajalah nyawa kuserahkan.
Doaku pada-Nya selalu. Mengawali hari. Diri fana adanya. Menutup wajah dengan masker adalah bukti kefanaan itu.
Pergi saat matahari belum bangun. Pulang ketika matahari sudah tidur. Tiba di rumah serasa mendarat di istana. Meskipun rumah teramat sangat sederhana.
Aku berdoa lagi kepada-Nya. Berterima kasih atas penyertaan-Nya sepanjang hari ini. Terutama empat jam yang menyita. Habis di jalanan tak terasa.
Besok aku akan kembali berkelana. Mengukur jalan selama empat jam. Tersebar di pagi, siang, sore, dan malam. Tak usah heran jika waktu habis di jalanan.
Samarinda, 1 Oktober 2020