"Pak Prabowo, Anda tidak perlu menjadi seorang presiden untuk dikenang. Kita harus akui, tanpa Prabowo, mungkin tidak ada Jokowi, Ahok, atau pun Ridwan Kamil ...."
Saya pikir, dengan pernyataan ini, YW ingin menunjukkan pada Prabowo bahwa untuk memberikan sumbangsih, karya, pengabdian pada bangsa dan negara, Prabowo bisa mengambil langkah di bidang lain. Tidak harus menjadi presiden.
Kalimat YW merupakan pemberian opsi bagi Prabowo, bahwa berkiprah tidak mesti hanya lewat jalur presiden saja. Banyak jalur-jalur lain yang bisa ditempuh.Â
3) Saran buat Prabowo
Seperti halnya FA, YW juga memberikan saran. Selain saran di poin kedua sebelumnya, YW juga menutup dengan kalimat yang menyebutkan bahwa bagaimana cara mengakhiri kisah pertarungan pilpres dua kali berturut-turut, 2014 dan 2019 ini dengan tinta emas, bukan tinta hitam.Â
YW mendorong supaya Prabowo menghormati proses yang ada, mengikuti jalannya hukum, sehingga sematan dari SBY, The Real Champion of Democracy layak disandang Prabowo, kalau Prabowo menaati proses dan menghormati apa pun hasilnya.
Kesimpulan
Pasti ada di antara Anda yang tidak setuju dengan pendapat saya.
Ya, setiap orang mempunyai opini, sudut pandang yang berbeda, dalam memaknai dan mencermati orang-orang yang layak menjadi menteri.
Bagi saya, itu sah-sah saja, namun yang patut diingat adalah jangan mengultuskan sosok-sosok tertentu, beranggapan, kalau sosok itu memperoleh jabatan menteri tertentu, lalu langsung lenyap problem di bidang tersebut.
Semisal, Si A ditunjuk menjadi Mendikbud, lalu semua persoalan pendidikan dan kebudayaan akan selesai. Tentu saja, tidak semudah itu.
Perlu proses, perlu waktu.
Di balik kelebihan, pasti ada kekurangan.