Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Mengajar Semestinya Kita Membisakan, Bukan Membisukan

11 Mei 2019   22:07 Diperbarui: 12 Mei 2019   14:34 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belajar-mengajar di kelas. (Sumber Gambar: westportenglish.hu)

Mulai dari tes tertulis yang terdiri dari tes kompetensi bahasa Inggris secara tertulis, yaitu tata bahasa, dan menulis essay dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata, kalau tidak salah, sekitar 200 kata (mungkin saya keliru, karena sudah 13 tahun yang lalu ^_^.). Ada dua essay yang harus ditulis. Yang pertama, tentang sekolah tersebut. Yang kedua, tentang teknologi tepat guna.

Satu essay 200 kata; Dua essay berarti 400 kata. Waktu mengerjakan tes tertulis dan essay itu dua jam! Cuma dua jam! Lalu setelah itu, ada tes komputer, untuk mengetahui apakah calon guru itu bisa mengoperasikan komputer atau tidak. Yang terakhir, tes mengajar atau istilahnya "microteaching", yang dilakukan di hari lain.

"Jadi bagaimana dengan si Doni itu?" tanya saya, penasaran.

"Parah sekali," jawab Ronald, "IPK 3,90, lulusan Universitas terkenal, namun sangat jeblok nilainya di semua tes. Tes kompetensi nilainya rendah. Essay-nya buruk kualitasnya. Mengajar juga jelek banget, bahkan salah menulis kata "chair". Dia tulis "cair" di papan tulis. Para murid jadi mengolok-oloknya."

Dari dua cerita di atas, bisa disimpulkan bahwa pendidikan, apa pun jurusannya, apa pun keterampilannya, tidak bisa hanya dilihat dari nilai-nilai di atas kertas ijazah. Apalagi ketrampilan berbahasa Inggris.

"Lho, kan menulis sudah diajarkan," begitu kilah salah satu guru, sebut saja Rini.

"Mengajar menulisnya seperti apa? Kalau mengajar tentang tata bahasa, ya membosankan," kata saya. Nilai di ijazah tidak mencerminkan kemampuan yang sebenarnya. Dua pengalaman saya di atas membuktikannya.

Bagaimana "Membisakan"?

Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana "membisakan" peserta didik supaya mereka bisa berbahasa Inggris?

Tentu saja, perlu diluruskan di sini, bahwa bisa berbahasa Inggris bukan hanya soal berbicara, tapi juga menulis. Menulis surat, cerpen, puisi, atau jenis tulisan lain dalam bahasa Inggris. 

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara (dan juga menulis) dalam bahasa Inggris. Berikut 3 langkah yang bisa diajarkan dan praktikan:

1. Menjelaskan suatu benda tertentu

Misalnya seorang siswa mengambil sebuah pulpen. Dari satu pulpen ini, siswa tersebut dapat menuliskan pulpen itu terbuat dari bahan apa, menggunakan pulpen untuk apa, dan punya berapa di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun