Aku merebahkan badan di kasur, sekujur tubuh terasa gugur.Â
Kepala terasa letih dan berat, membuat keadaan terasa penat.Â
Aku memandang ke sudut plafon kamar, laba-laba bergelayutan dengan samar.Â
Ah, laba-laba itu seakan melambai, seakan menunjukkan kalau dia hidup nyaman dan santai.
Tapi itu hanya pemandangan pikiranku, kenyataannya tidak seperti itu.
Aku salut pada laba-laba itu, yang terus memintal seutas demi seutas jaring tanpa kenal waktu.
Kegigihan dalam membuat rumah baginya, yang menurut kebanyakan manusia jadi perusak estetika.Â
Di balik keberhasilannya, ada nilai-nilai kehidupan di dalamnya.Â
Sudah seharusnya manusia malu pada laba-laba, hewan yang dipandang sebelah mata, namun mengajarkan semangat pantang menyerah tiada tara.Â
Aku bangkit kembali, semangat yang memudar jadi pulih seperti di awal hari.Â