Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Saat Terakhir

12 November 2018   00:58 Diperbarui: 12 November 2018   00:58 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :marlianazra.blogspot.com

Akar dari pohon ituMenghunjam ke dalam bumi
Begitu kokoh
Begitu kuat
Meskipun tidak ada lagi daun tersisa di dahan dan rantingnya

Pohon ini
Mengawali dengan luar biasa
Namun di akhir, tak ada yang mempedulikan
Majikan lama memberinya pupuk dan merawatnya
Majikan baru tidak peduli sedikit pun terhadapnya

Dia tergolek layu
Keindahan semaraknya sudah hilang
Pohon-pohon yang lebih muda ada di sekitar
Dia tinggal menunggu maut datang

Bau kematian sudah santer tercium
Semerbak maut sudah mengintai
Usia menggerogoti
Tak ada kemolekan yang tersisa

Hari demi hari berlalu begitu rupa
Satu tahun cukuplah sudah
Gergaji dan kapak telah tersedia
Dirinya sudah selesai

Akar sudah tercerabut
Menyisakan lubang besar menganga
Pohon lain akan menempati lubang itu
Menggantikan tempatnya

Saat terakhir sang pohon
Tidak dibarengi tepuk tangan atau ratap tangis
Saat terakhir sang pohon
Diiringi kesunyian belaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun