Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru, Ajian Tapak Guru, Wulan Umbara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Ibu Kota ke Pulau Buru: Sat Set Menembus Timur

29 Juni 2025   18:41 Diperbarui: 29 Juni 2025   18:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat menggunakan Canva oleh Halima Maysaroh

Belanja online bukan lagi sekadar sebuah kebutuhan, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi sebagian orang. Tinggal duduk manis di rumah, transfer pembayaran dan produk yang diinginkan tiba di rumah. Apalagi kami yang berdomisili di Pulau Buru, jauh dari pusat distribusi nasional. Tidak semua produk yang diinginkan dan butuhkan ready stock di store para distributor.

Namun bagi kami yang tinggal di Pulau Buru, Maluku, Indonesia Timur tidak semanis itu jika hendak berbelanja online. Pulau Buru yang secara goegrafis berada di wilayah kepulauan, dikelilingi laut dan jauh dari pusat distribusi nasional ini, ongkos kirim lebih mahal daripada produk yang dibeli sudah menjadi perihal lumrah. Berbeda dengan penduduk di kota, konsumen di Pulau Buru harus menunggu paket kiriman yang tertahan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, tergantung jadwal kapal dan cuaca.

Tetapi di tengah semua keterbatasan itu, ditemukan satu nama yang selalu hadir tanpa drama dan tanpa kompromi yaitu ekspedisi JNE. Ekspedisi ini menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup hingga ke penjuru negeri.

Belanja Online di Pulau Buru, Ongkir Tak Ramah

Saya tinggal di sebuah desa di Pulau Buru. Akses ke banyak hal masih terbatas, mulai dari produk sehari-hari, bahan bacaan, hingga perlengkapan kerja. Solusi satu-satunya adalah belanja online yang produsen dan distributornya dari Indonesia bagian Barat. Tapi setiap kali sampai ke halaman checkout di suatu platform belanja, saya harus menahan napas: ongkos kirim bisa mencapai dua kali lipat dari harga barang/produk.

Beli buku 70 ribu, ongkir 100 ribu.
Beli jilbab 50 ribu, ongkir 80 ribu.
Bahkan untuk barang kecil seperti flashdisk, saya harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk ongkirnya.

Solusi murahnya? Ya, jastip. Di Pulau Buru ada jasa titipan yang berbasis di Surabaya dan Ambon. Produk yang dibeli akan dikirim ke Alamat jastip di Surabaya atau Ambon. Otomatis ongkir jauh lebih murah. Dari Alamat tujuan jastip, produk akan diangkut dengan kapal ke Pulau Buru ke alamat pemilik jasa titipan di Pulau Buru. Konsumen cukup membayar 13 ribu sampai 25 ribu per kilo/paket. Termasuk muraah jika dibanding dikirim langsung dari Pulau Jawa ke Pulau Buru. Tetapi kekurangannya adalah durasi atau waktu tunggu yang sangat lama. Kiriman baru bisa datang setelah kapal sandar, dan itu bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Gratis Ongkir yang Langka ke Timur

Saya adalah penulis. Buku adalah bagian dari hidup saya. Suatu hari, penerbit tempat saya bekerja sama menerbitkan naskah yang memuat karya saya. Saat saya menyebutkan alamat pengiriman buku: Namlea, Pulau Buru, pihak penerbit sempat merasakan sesuatu yang berbeda.

"Biasanya kami kirim ke kota besar. Tapi tenang, kami pakai JNE."

Awalnya saya deg-degan. Dalam pengalaman sebelumnya, beberapa ekspedisi membutuhkan waktu pengiriman yang lama. Dalam waktu kurang dari seminggu, saya menerima notifikasi: paket Anda sedang diantar.

Sore itu, kurir JNE datang dengan motor, menyeberangi jalanan tanah menuju Lorong rumah saya, membawa satu dus berisi buku yang saya nantikan. Dan entah mengapa, rasanya seperti menerima hadiah.

Biasanya saya sudah pasrah saat melihat nominal ongkir. Tetapi saat itu, buku yang dikirim dari penerbit di Bogor memfasilitasi gratis ongkir ke Pulau Buru. Saya sampai tanya berkali-kali, "Gratis beneran, Kak?" Mereka jawab, "Iya, karena kami kerja sama dengan JNE."

Momen itu benar-benar berkesan. Gratis ongkir bagi kami bukan hanya penghematan, tapi bentuk pengakuan bahwa kami di Indonesia Timur juga dihargai sebagai konsumen. Di saat banyak promo hanya berlaku untuk Jawa dan Sumatera, JNE hadir dengan keadilan logistik yang nyata.

Sat Set ke Timur: Bukan Slogan Kosong

Pengalaman saya menggunakan JNE tidak hanya satu dua kali. Saat penerbit mengirim bukti terbit, saat saya beli buku motivasi, saat saya pesan perabotan rumah tangga listrik---semuanya datang dengan rapi dan tepat waktu.

Bahkan di musim hujan seperti sekarang ini dan saat jalanan becek, kurir JNE tetap datang. Tidak sekali dua kali saya melihat kurir tetap ramah meski pakaian mereka basah oleh hujan. JNE Sat Set bukan cuma slogan. Di Pulau Buru, kami menyaksikannya setiap hari.

Saya sering merasa bahwa teknologi memperpendek jarak. Tapi tanpa dukungan logistik yang andal, semua itu percuma. Untungnya, JNE hadir sebagai jembatan. Dari kota ke desa, dari pusat ke pinggiran, dari penerbit ke pembaca, semua terhubung oleh satu semangat: melayani tanpa membeda-bedakan wilayah.

Bagi saya yang tinggal jauh dari kota besar, bisa menerima paket langsung ke rumah adalah kemewahan. Saya bisa membeli buku-buku terbaru, alat tulis, atau bahkan perhiasan tanpa harus menunggu kapal datang atau menitip pada orang lain.

Slogan Connecting Happiness bukan sekadar janji bagi orang-orang yang tinggal di pinggiran. Ia nyata. Ia hidup di setiap paket yang datang dari seberang laut. Ketika saya menerima kiriman hasil lomba, hadiah kuis, atau kiriman kasih sayang dari teman di pulau lain, saya merasa terhubung.

Saya bukan hanya menerima barang, saya menerima perhatian.
Saya bukan hanya mendapatkan paket, saya mendapatkan semangat.

Dan semua itu terjadi karena JNE tidak pernah menjadikan jarak sebagai alasan.

Pengalaman Personal, Layanan Profesional

Satu hal yang saya suka dari JNE adalah keterbukaan informasi. Nomor resi selalu aktif, status pengiriman selalu diperbaharui, dan kalau ada kendala, layanan pelanggan bisa dihubungi. Saya tidak perlu menebak-nebak paket saya nyangkut di mana. Saya tinggal buka aplikasi, dan semua informasi tersedia.

Dan yang tak kalah penting, keamanan paket selalu terjaga. Saya belum pernah menerima paket dari JNE dalam kondisi rusak, basah, atau sobek. Padahal, untuk sampai ke Pulau Buru, paket harus menempuh ribuan kilometer dan naik-turun berbagai moda transportasi.

Pulau Buru bukan hanya tempat lahir pahlawan nasional. Ini juga tempat lahir mimpi, tempat bertumbuhnya semangat, dan tempat berkembangnya harapan. Dan saya percaya, selama masih ada yang mau melayani dengan hati, semua tempat di Indonesia bisa terasa dekat.

Terima kasih, JNE. Sudah menjangkau Timur dengan layanan yang sigap, ramah, dan konsisten. Terima kasih karena telah membuktikan bahwa dari kota ke pelosok pun, kiriman bisa tetap Sat Set.

#JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpabatas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun