Mohon tunggu...
Halis Idris
Halis Idris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teras Kenangan (Cinta Remaja SMA)

19 November 2017   12:53 Diperbarui: 19 November 2017   13:20 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah lima tahun berlalu semenjak kita lulus sekolah. Aku tidak tahu harus seperti apa aku mengatakannya. Tapi akan kucoba sebisaku.

Kamu pasti masih mengingat waktu pertama kita menjadi kekasih! Kalau aku tidak salah ingat kita mulai menjalin kasih atau kata anak remaja berpacaran sejak kita baru menginjak usia enam belasan atau lebih tepatnya kelas dua SMA.

Saat itu kita masih anak remaja yang masih labil dan mudah tergoda akan sesuatu. Sehingga hubungan yang kita bangun seperti ombak dilautan. Kadang kita begitu sangat menginginkan. Kadang pula ingin saling menyingkirkan. Makanya selama dua tahunan berpacaran. Kita selalu putus nyambung.

Setelah berpisah sekitar lima tahunan lalu dan memilih jalan masing-masing. Sebenarnya aku pergi dengan masih menyimpa sedikit kepecayaan akan cinta yang pernah bangun atau dengan kata lain masih ada sedikit cinta didalam dada ini. Dan aku tahu dari pihakmu. Tapi waktu itu aku berpikir; bahwa kamu sudah menghapus segala kenangan tentang kita dan tentang cintamu padaku, itu telah tidak ada lagi. Jadi, aku mulailah sebuah proses melupakan, menjoba terus menafikan kerinduanku padamu. 

Membuang jauh-jauh segala kenangan tentang kita berdua. Tapi aku kewalahan melakukannya dan aku menyerah. Maka kubiarkan saja rasa rindu mengusaiku dan membemberontak didadaku. Serta kenangan, kenangn itupun kubiarkan mengabil alih pikiranku dan kubiarkan untuk memecahkan kepalaku. Betapa frustasinya aku saat itu.

Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Karena takdir berkata lain. Tuhan mengirim seoran yang lain. Seorang yang lain yang mampu mengusik kerinduanku padamu dengan menyingkirkannya lalu menggantinya rasa rindu kepada dirinya. "Yah! Aku jatuh cinta padanya" pikirku.

Kamipun sepakat untuk saling mencintai dan mengesahkannya dalam bentuk ikatan pacaran. Kamu tahu apa yang aku rasakan saat itu? Aku seperti terlahir kembali lagi kedalam dunia ini. Menyenangkan dan penuh keindahan, begitulah hari-hariku. Hingga sampai setahun hubungan kami. Sebuah neraka menghampiri hubungan kami. Dia berselingkuh dan kami harus berpisah.

Dan aku pergi dengan membawa luka.

(Setahun kemudian)

Hari itu soreh, ketika aku mendapat panggilan di telpon genggamku dengan nomor pribadi. Setelah aku angkat. Ternyata itu dari ibuku yang sedang berada di negeri jiran, sabah malaysia. Percakapan kami tidak begitu lama. Sebab ibuku hanya menanggapi smsku seminggu sebelumnya. Sms itu berisi permintaan uang untuk membayar kuliahku. Kata ibuku "bapak sudah sakit-sakitan dan sepertinya susah untuk mengirimkan uang kuliah lagi padamu." sontak aku berkata "kalau begitu aku berhenti kuliah saja dan berangkat kesana."  ibu sempat menyuruhku bersabar dulu. Karena ibu berpikir uang kuliah itu bisa dipinjam pada orang lain dulu. Tapi aku terus mengugut untuk pergi. Sehingga ibu menyerah dan akupun kesana.

Kehadiranku disana membuat beban ayahku berkurang sehingga ia perlahan-lahan mulai membaik hingga akhirnya kembali sehat. Masalah keluargaku telah selesai. Setahun membantu ayah bekerja membuatku bisa melupakan segala hal yang berkaitan dengan masa laluku. Namun tiba-tiba di akhir tahun. Aku mendapat panggilan dengan nomor misterius di telpon genggamku. Setelah aku angkat, ternyata itu dari kamu. Betapa aku sangat senang dan aku seperti melihat cahaya matahari ditengah hujan yang lebat. Apatah lagi saat itu memang hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun