Ancaman terorisme tidak saja terjadi di Indonesia. Hampir di seluruh negara, terorisme selalu menjadi momok yang menakutkan.
Langkah dan strategi dalam memerangi terorisme, sebenarnya kembali pada negara masing-masing. Tapi itu saja tidak cukup. Setidaknya, ada komitmen bersama antar negara untuk menyatukan misi melawan tindakan tak manusiawi itu.
Demikian halnya menurut pandangan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu. Menurutnya, negara-negara di Asean khususnya, juga sebagian di Asia yang cenderung ancaman teroris relative lebih tinggi. Perlu adanya kesamaan karakteristik.
Insting dari Menhan Ryamizard sebenarnya jika dikaji dengan kondisi saat ini bisa dikatakan tepat. Artinya, dirinya melihat ancaman terorisme bisa menjadi peluang untuk kerjasama di kawasan Indo-Pasific.
Ancaman yang dapat menjadi peluang di Indo-Pasific dalam pandangannya, dapat membentuk peradaban yang kuat. Misalnya dalam aspek kekuatan militer antar sesama negara.
Gabungan militer Indonesia dan negara-negara di Asean harus memiliki satu misi. Dari situlah ada tolak ukur sejauh mana kekuatan militer dalam melawan terorisme dapat terjawab.
Karena berdasarkan pengalamannya sebagai bagian dari prajurit TNI, Menhan Ryamizard menilai adanya kesamaan karakteristik teroris untuk wilayah Indo-Pasific. Oleh karena itu, perlawan yang dapat dilakukan adalah terlebih dahulu menyatukan kesamaan karakteristik antar negara-negara di Asean.
Tidak bisa dipungkiri, terorisme adalah suatu ancaman yang kita semua tidak ingin terjadi. Tapi mau tidak mau. Ancaman itu harus benar-benar dilawan. Itu ancaman nyata.