Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemaksaan Jilbab dan Momentum Pembenahan Sektor Pendidikan

7 Agustus 2022   08:19 Diperbarui: 7 Agustus 2022   08:31 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - jalandamai.org

Dunia pendidikan belakangan ini kembali menjadi pembicaraan. Bukan berkaitan dengan prestasi, melainkan berkaitan dengan perilaku beberapa guru di SMAN 1 Banguntapan, Yogyakarta, yang memaksa muridnya mengenakan jilbab pada masa pengenalan sekolah (MPS). 

Merasa depresi, siswa akhirnya berujung mengundurkan diri dan pindah ke sekolah lain. Sementara kepala sekolah dan tiga guru yang diduga terlibat, telah dinonaktifkan sambil menunggu proses penyeledikan lebih lanjut.

Fakta diatas merupakan kritik buat lembaga pendidikan. Untuk kesekian kalinya kasus pemaksaan jilbab terjadi. Perlunya ada pembenahan di lembaga pendidikan. Kenapa penting?

Kualitas sumber daya manusia seringkali dikaitkan dengan keberhasilan pendidikan. Khalayak memang menaruh harapan besar pada dunia pendidikan untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Dunia pendidikan juga diharapkan dapat mencetak generasi penerus yang toleran, cerdas, namun tidak lupa akan sejarah bangsanya.

Untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang memenuhi kriteria seorang pemimpin dibutuhkan pendidik yang mumpuni, serta mempunyai jiwa kepemimpinan yang tidak hanya sekedar men-transfer knowledge kepada peserta didik. 

Sebagai pemimpin pembelajaran, pendidik tidak seharusnya menjejali serangkaian ilmu pengetahuan semata tanpa menanamkan aspek kepribadian dan pembentukan karakter. Kasus pemaksaan jilbab, bukanlah bagian dari pendidikan. Bahkan ini bisa masuk dalam ketegori perbuatan intoleran, karena ada unsur pemaksaan kehendak.

Pengajar harus bisa memberikan pemahaman secara utuh dan obyektif, kenapa menutup aurat itu penting. Caranya bisa dengan menggunakan jilbab, berpakaian sopan, kerudung dan segala macamnya, sesuai dengan karakter adat dan budaya masing-masing. 

Hal ini penting karena Indonesia pada dasarnya adalah negara yang plural. Penanaman nilai-nilai humanisme, pluralisme, inklusivisme, penting dilakukan sebagai bekal untuk menjadi pribadi yang toleran dalam menjalani kehidupan sosial di tengah masyarakat yang heterogen.

Jika integritas moral tertanam kuat pada pribadi peserta didik maka akan membentuk kecerdasan emosional dan spiritual, dengan begitu pendidikan dapat membentuk kecerdasan peserta didik secara utuh dari kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Mungkin kita sepakat bahwa dunia pendidikan sekarang ini sudah kehilangan marwah, serta visi dan misinya tentang seperti apa sebuah generasi dibentuk. 

Sebagaimana kita dapat mengidentifikasi bahwa generasi orang tua kita yang mendapat pendidikan zaman penjajahan, dapat digambarkan sebagai generasi yang disiplin, tertib dan percaya diri. Setelah itu, tidak ada lagi yang dapat menggambarkan ciri generasi manusia Indonesia itu seperti apa.

Tentu tidak mudah melaksanakan pendidikan yang baik, mulai dari proses pembelajaran menjadi pemikiran lalu berubah mejadi sebuah tindakan dan kebiasaan sehingga pada akhirnya membentuk karakter yang kuat. Ini merupakan tugas berat dan penting bagi Menteri Nadiem Makarim yang mulai membenahi satu per satu bagian esensial pendidikan dibawah  departemen yang dipimpinnya. 

Namun jika kita menginginkan generasi kedepan yang mempunyai ciri khas maka semua stakeholder pendidikan harus membuang kata sulit dalam kamus pendidikan, mereka harus seia sekata, kompak dan satu tujuan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik.

Hal yang menjadi kunci utama adalah konsisten, jika semua stakeholder menjaga konsistensi dalam menerapkannya, Insya Allah generasi Indonesia kelak akan memiliki cirinya yang khas, mampu menjawab tantangan zaman dan berkepribadian Indonesia. 

Kita tunggu apakah program 'Merdeka Belajar, Guru Penggerak" dapat membuat praktek pemaksaan di lembaga pendidikan berakhir. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun