Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Semangat Kepahlawanan Generasi Milenial

15 November 2020   12:01 Diperbarui: 15 November 2020   12:16 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasionalisme - hipwee.com

Radikalisme memang belum sepenuhnya hilang dari Indonesia. Bibit negative ini terbukti telah membuat masyarakat melupakan toleransi dan kemanusiaan. Masyarakat yang sudah terpapar radikalisme, bisa berpotensi memecah belah kerukunan dan persatuan bangsa. 

Sejarah telah menjelaskan pemberontakan DI/TII ketika itu, merupakan cikal bakal radikalisme di Indonesia. Dan karena bibit itulah kemudian melahirkan NII, yang kemudian melahirkan JI dan sejumlah aksi terror di Indonesia ketika itu.

Aparat keamanan memang telah berhasil menangkap jaringan terorisme. Namun, bukan berarti sel mereka habis. Bukan berarti bibit radikalisme dan terorisme akan hilang begitu saja. Bibit tersebut masih ada hingga saat ini. 

Untuk itulah, menjadi tugas kita bersama untuk terus menjaga persatuan dan keutuhan negeri ini. Karena provokasi-provokasi untuk membangkitkan karingan kelompok radikal itu masih saja terjadi.

Tanpa disadari, dulu provokasi, hoaks dan ujaran kebencian lebih banyak ditujukan yang berhubungan dengan keyakinan. Kelompok keyakinan moniritas, dianggap sesat dan sering mendapatkan diskriminasi. 

Minoritas juga dianggap mengganggu mayoritas, sehingga perlu untuk mendapatkan tindakan-tindakan intoleran, yang diklaim sebagai tindakan menegakkan agama. 

Hal-hal semacam itu dulu seringkali terjadi. Kini, kebencian dan provokasi itu mulai merambah ke isu politik, ekonomi, bahkan hubungan pertemanan pun bisa putus hanya karena perbedaan pandangan.

Ironisnya, yang banyak menjadi korban propaganda radikalisme adalah anak-anak remaja. Tentu kita sangat menyayangkan. Generasi penerus yang usianya masih produktif ini, semestinya justru menjadi benteng paling depan, untuk melindungi negeri ini dari segala pengaruh buruk. Anak muda harus punya pendirian yang kuat. Karena jika anak mudanya lemah, maka masa depan negeri ini juga akan lemah.

Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai wilayah yang sangat besar. Karena itulah negara ini perlu generasi yang Tangguh, yang mampu menjaga kedaulatan negara kesatuan. 

Jika generasi muda dulu berhasil mengantarkan kemerdekaan dan berhasil membebaskan generasi berikutnya dari penjajahan secara fisik, generasi penerus saat ini juga harus bisa mampu membebaskan negeri ini dari pengaruh radikalisme dan intoleransi.

Untuk bisa menjaga semangat kepahlawanan, generasi milenial harus mempunyai pemahaman kebangsaan yang benar. Indonesia merupakan negara luas yang mempunyai keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa. Untuk bisa memberikan kontribusi positif, maka kita sebagai generasi penerus harus mengenal karakter negeri ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun