Mohon tunggu...
Edi 11
Edi 11 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tidak ada

Kota seribu sungai adalah julukan buat kota kelahiranku.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perekonomian Indonesia Hampir Bangkrut, Solusinya Cetak Uang atau Pinjam Uang

22 Mei 2020   20:49 Diperbarui: 22 Mei 2020   20:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sedangkan kubu pro hutang beralasan cetak uang hanya akan mengakibatkan inflasi yang gila gilaan. Harga barang barang akan naik 1000% dan mengakibatkan perekonomian jadi kacau. Uang tidak berharga lagi, nilainya akan sangat jatuh. Dulu kalau kita beli gorengan 10 ribu bisa dapat 10 biji, sekarang kalau beli gorengan 10 biji harganya 100 ribu. Dan ini bisa merusak kepercayaan kreditor kepada kita.

Menteri keuangan juga mengatakan banyak negara negara lain yang mau mengulurkan tangan membantu indonesia sebagai akibat dari pendemi Corona, dan juga badan keuangan dunia seperti Bank Dunia dan IMF yang akan memberi pinjaman untuk menggerakkan roda perekonomian kita yang melamban akibat wabah Corona. Dunia masih sangat percaya kepada perekonomian kita.

Di samping itu Gubernur Bank Indonesia akan menurunkan simpanan wajib minimum yang tadinya 6% menjadi 3%. Misalkan seandainya saya mau mendirikan sebuah bank maka saya wajib menyetorkan 6% dari total modal yang akan saya gunakan sebagai modal usaha kepada Bank Indonesia sebagai salah satu syarat untuk mendirikan sebuah bank. Uang tersebut dijadikan jaminan apabila suatu saat bank tersebut bermasalah. 

Penurunan simpanan wajib minimum itu dimaksudkan untuk menambah likuiditas bank dan juga menambah uang yang beredar di masyarakat, istilahnya 'cetak uang' versi Bank Indonesia. Dengan hutang dan penurunan simpanan wajib minimum, pemerintah bisa menggunakannya untuk bantuan sosial kepada masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian yang menurun gegara Corona.

Selain cetak uang dan pinjam uang adakah cara lain yang bisa ditempuh untuk mengatasi defisit anggaran? Di dalam blognya pak DI (Disway) ada seorang penulis tamu yang mengutarakan pendapatnya bahwa sebaiknya uang pengusaha pengusaha besar kita yang di parkir/disimpan di bank bank luar negeri ditarik ke dalam negeri. 

Caranya bagaimana? Tentu saja pemerintah harus menerbitkan surat utang negara (SUN) dengan bunga yang lumayan menarik, yah dari pada disimpan di luar negeri yang tingkat bunganya cendrung nol persen. Kalau dipikir pikir kenapa ya pengusaha kita mau menyimpan uangnya di luar negeri dengan bunga nyaris nol persen? Ya mungkin alasan keamanan dan menghindari pajak. 

Seandainya dana yang di parkir di luar negeri itu bisa ditarik ke dalam negeri tentu bisa digunakan untuk menggerakkan sektor ekonomi. Dana dana tersebut bisa dipinjamkan kepada pengusaha pengusaha kita yang lagi mengalami krisis keuangan akibat pandemi Covid 19 terutama untuk usaha mikro dan usaha kecil menengah yang paling merasakan dampaknya. 

Opsi ini termasuk kategori utang juga tapi bukan kepada pihak asing tapi kepada pengusaha pengusaha kita. Ibaratnya kita pinjam uang kepada mereka (pengusaha pengusaha besar yang memarkirkan uang di luar negeri) dan dana dana itu akan dipinjamkan kembali kepada mereka untuk menggerakkan usaha mereka yang  katanya tersendat akibat corona, ironis memang.

Cetak uang dan pinjam uang sama sama tidak enaknya. Cetak uang mengakibatkan inflasi, pinjam uang konsekuensinya kita harus menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk bayar utang dan bunganya. Apalagi kalau gagal bayar utang, bisa bisa negara tergadaikan. Perekonomian dikuasai asing, BUMN dan perusahaan perusahaan besar kita dibeli dan dimiliki oleh negara luar.

Apapun pilihannya yang penting jangan ada penumpang gelap yang ikut membonceng. Cetak uang misalnya yang didukung oleh politisi yang sekaligus pengusaha atau politisi yang dibekengi oleh pengusaha. Bisa saja ada agenda yang tersembunyi, misalnya minta kredit dengan jumlah yang hhusus dan bunga yang khusus pula. 

Hingga akhirnya penyaluran kreditnya tidak tepat sasaran. Alih alih cetak uang untuk disalurkan kepada pengusaha kecil dan menengah yang paling terdampak akibat corona, malah sebagian besar tersalurkan kepada pengusaha besar yang nakal dan jahat. Kalau ini sampai terjadi bakal ambruk perekonomian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun