Mohon tunggu...
M.A.H.
M.A.H. Mohon Tunggu... Novelis - Hidupkan Hidup

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mendefinisikan Terorisme dalam Aksi Perencanaan Bom Sinagog Colorado 2019

30 Desember 2020   17:55 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:24 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Ketiga adalah bertujuan menciptakan dan menyebarkan rasa takut. Memang dalam kasus Richard Holzer tidak ditemukan adanya bukti konkret tentang eskalasi rasa takut terhadap aksi yang digagalkan tersebut. Namun, kasus tersebut tidak lepas dari analogi dari kasus lain yang serupa. 

Contoh pada kasus penembakan terhadap sinagog di Pittsburgh yang menewaskan 11 orang Yahudi pada tahun 2018 yang kemudian menyebabkan ketakutan di antara Kaum Yahudi (Heim & Schmidt, 2018). Dalam analogi tersebut, setidaknya ada dua yang terdampak mengalami rasa takut.

Yang pertama adalah sinagog sekaligus orang-orang yang beribadah di dalamnya. Yang kedua adalah Kaum Yahudi secara umum dengan membawa pesan bahwa ‘jika sinagog tersebut dapat terdampak, maka bukan tidak mungkin sinagog lain akan terdampak. Begitu pula dengan Kaum Yahudi’.

Keempat dilakukan atau terinspirasi oleh krlompok yang diketahu atau dikenal. Menurut James Lutz dan Brenda Lutz, hal tersebut karena aksi lone wolf dianggap tidak cukup mampu untuk membawa pesan-pesan dan tujuan-tujuan tersebut (Lutz & Lutz, 2011).

Selain itu, hal tersebut menjadi pembeda dari aksi-aksi lain seperti pencurian, pencopetan, atau penyanderaan. Dalam kasus Richard Holzer, kepada otoritas terkait Richard Holzer mengaku terafiliasi dengan KKK (Ku Klux Klan) dan Skinhead.

KKK adalah organisasi yang mempromosikan supremasi kulit putih (History.com Editors, 2020). Sedangkan Skinhead adalah kelompok yang cenderung mempromosikan rasisme dan anti-semitik (Jenkins, Skinhead: Youth Subculture, 2017).

Kelima adalah pelaku dan target adalah bukan negara. Dalam kasus Richard Holzer jelas bahwa Richard Holzer sendiri sebagai pelaku adalah bukan aktor dari negara atau merepresentasikan suatu negara. Sedangkan target aksi terseut, dalam hal ini sinagog dan Kaum Yahudi, juga bukanlah aktor negara melainkan masyarakat sipil.

Keenam adalah adanya upaya untuk meningkatkan kekuatan kelompok yang terafiliasi atau terinspirasi seblumnya. Dalam kasus Richard Holzer, kelompok yang dimaksud bisa jadi di antara dua yaitu KKK dan Skinhead. Karena dalam pengakuannya Richard Holzer adalah mantan anggota KKK, maka yang lebih pantas dirujuk adalah Skinhead (BBC, 2019).

Dalam kriteria ini, ada kemungkinan untuk tidak berupaya secara sengaja atau langsung. Namun, secara tidak langsung, pesan-pesan yang dibawa oleh kedua atau salah satu dari kelompok tersebut akan membesar dan menyebar sehingga membuat posisi kelompok tersebut menjadi kuat, minimal diketahui.

Dari pemaparan tersebut diketahui bahwa definisi dari terorisme sangat beragam tergantung dari negara, organisasi, atau persepsi individu. Namun, para peneliti berusaha untuk menetapkan batasan-batasan mengenai kriteria aksi yang disebut terorisme.

Dalam kasus bom terhadap sinagog di Colorado yang gagal dilakukan oleh Richard Holzer, aksi tersebut dapat dikategorikan sebagai salah satu contoh dari aksi terorisme karena memenuhi keenam kriteria yang diusung oleh James Lutz dan Brenda Lutz. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun