Kalau dibandingkan dari masa ke masa, dari abad ke abad dari jaman ke jaman, kemajuan jaman itu dipicu oleh berbagai hal. Â Demikian juga penghambat kemajuan itu juga dipicu juga oleh berbagai hal.
Semuanya itu pasti kehendak dari Sang Pencipta, sehingga era manusia turun ke bumi dan kemudian hingga zaman-zaman sekarang ini yang mana kemajuan dan perubahan itu menjadi sangat cepat.
Kalau kita lihat dari sejarah panjang umat manusia, memang setiap kemajuan besar --- apakah itu di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya, bahkan spiritual --- selalu dipicu oleh berbagai faktor, baik internal (seperti rasa ingin tahu, kebutuhan, krisis) maupun eksternal (seperti bencana alam, peperangan, pertemuan antar peradaban).
Tetapi dalam skema yang lebih besar, semua itu tetap berjalan dalam rencana dan kehendak Sang Pencipta. Dalam banyak tradisi keimanan, termasuk dalam Islam, memang diyakini bahwa perjalanan sejarah manusia itu tidak lepas dari sunnatullah (hukum-hukum ketetapan Allah). Ada masa-masa kejayaan, ada masa-masa keruntuhan, semua menjadi bagian dari skenario agung yang mendidik manusia: mengajarkan hikmah, kesabaran, kesungguhan, dan penghambaan.
Apalagi saat ini, di zaman yang serba cepat dan instan, seolah-olah perubahan itu melompat bukan lagi berjalan. Tapi sekali lagi, kecepatan ini pun bukan tanpa kendali --- tetap dalam kehendak-Nya --- dan mungkin juga mengandung isyarat bahwa umat manusia sedang dipersiapkan menuju fase-fase besar berikutnya.
Allah membuka sedikit demi sedikit ilmuNya melalui puluh ribu nabinya, termasuk 25 nabi hingga RosulNya yang tersebut dalam Al-Qur'an.
Allah memang secara bertahap membuka ilmu-Nya kepada manusia, tidak sekaligus, tapi setahap demi setahap sesuai dengan kesiapan manusia itu sendiri. Dan jalur utama pembukaan ilmu itu adalah lewat para nabi dan rasul-Nya.
Puluhan ribu nabi (sebagaimana banyak riwayat menyebut sekitar 124.000 nabi, dan 313 rasul di antaranya), semuanya membawa misi satu: menyampaikan tauhid --- mengajak manusia mengenal, tunduk, dan taat kepada Allah.
Adapun rincian syariat, tuntunan hidup, hukum-hukum, dan bahkan inspirasi-inspirasi ilmu duniawi, itu disampaikan sesuai kebutuhan zaman dan kondisi umat saat itu.
Termasuk di antaranya 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur'an, yang menjadi teladan abadi. Mereka bukan hanya mengajarkan agama dalam arti sempit, tapi juga membimbing manusia dalam membangun peradaban: mengatur kehidupan sosial, ekonomi, teknologi, bahkan etika dalam bermasyarakat.
Contohnya:
- Nabi Idris AS dikenal dengan kemampuan menulis dan menjahit.
- Nabi Nuh AS membangun kapal besar --- teknologi luar biasa untuk zamannya.
- Nabi Yusuf AS ahli dalam manajemen logistik dan ekonomi (mengatur persediaan makanan saat masa paceklik).
- Nabi Daud AS menguasai teknologi besi.
- Nabi Sulaiman AS bahkan memahami bahasa makhluk lain dan mengelola kerajaan besar multi-nasional.
Itu semua contoh bahwa pembukaan ilmu dari Allah melalui para nabi bukan hanya tentang ritual, tapi juga pembangunan dunia yang selaras dengan kehendak Ilahi.