Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana  proses alur fisiologis dari stimulus ke hasil (meristem tongkol), dengan bahasa ilmiah populer yang mudah dipahami.
Juga ditambahkan tentang  apa saja yang bisa mempengaruhi stimulus-stimulus  tersebut sehingga efeknya bisa membuat meristem-meristem membentuk tunas bunga atau nanti menjadi buah atau tongkol buah jagung.
Penjelasan berikut ini adalah versi ilmiah populer tentang alur fisiologis dari stimulus hingga terbentuknya tongkol jagung, yang tetap mudah dipahami namun tetap mengandung kedalaman ilmiah.
ALUR FISIOLOGIS TERBENTUKNYA TONGKOL JAGUNG (DARI STIMULUS HINGGA HASIL)
1. Stimulus dari Lingkungan dan Perlakuan
Tanaman jagung sangat responsif terhadap rangsangan (stimulus) dari lingkungan sekitarnya. Stimulus ini bisa berupa:
- Cahaya matahari (intensitas dan durasi)
- Kelembaban dan ketersediaan air
- Ketersediaan unsur hara dan hormon tanaman
- Sentuhan tanah pada batang (misalnya karena dibumbun atau direbahkan)
- Stres ringan yang terkontrol (misalnya kerapatan tanam dikurangi)
Catatan: Akar nafas dan batang bawah adalah organ yang sangat sensitif terhadap stimulus tanah dan kelembaban. Saat ruas batang menyentuh tanah yang lembab dan kaya nutrisi, itu memberi sinyal kimia ke dalam jaringan tanaman.
2. Persepsi dan Transduksi Sinyal
Setelah menerima stimulus, tanaman akan "merasakan" perubahan itu melalui reseptor sel di permukaan batang atau akar. Informasi ini kemudian diubah menjadi sinyal biokimia yang disampaikan ke bagian-bagian tertentu dari jaringan tanaman.
Contoh proses yang terjadi:
- Aktivasi hormon tumbuh seperti auksin (IAA) dan sitokinin
- Penurunan kadar hormon stres seperti asam absisat (ABA)
- Perubahan aktivitas gen pada jaringan batang yang merespon stimulus
3. Aktivasi Meristem Lateral