Ada beberapa ide dan inovasi ilmiah yang telah dikembangkan maupun masih berupa hipotesis untuk meningkatkan jumlah tongkol pada tanaman jagung, baik melalui pendekatan genetik, agronomik, maupun bioteknologi.Â
Berikut beberapa pendekatan yang menarik untuk dipertimbangkan:
1. Pemuliaan Genetik untuk Jagung Multitongkol
Beberapa varietas jagung telah dikembangkan secara genetik untuk menghasilkan lebih dari satu tongkol, dikenal sebagai "multi-ear maize". Gen yang memengaruhi pembentukan tongkol tambahan, seperti RAMOSA (ra1, ra2, ra3), telah diteliti.
- Contoh: Varietas jagung tropis tertentu secara alami memiliki kecenderungan menghasilkan dua tongkol. Pemuliaan selektif dapat menguatkan karakter ini.
- Inovasi potensial: Pemuliaan berbasis CRISPR/Cas9 untuk mengatur ekspresi gen pembentuk meristem lateral.
2. Manipulasi Kepadatan Tanam dan Pupuk
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian nutrisi mikro spesifik (seperti boron, zinc, magnesium) pada fase vegetatif awal dapat memicu pembentukan lebih banyak primordia tongkol.
- Kepadatan tanam yang agak renggang kadang memicu tanaman menghasilkan tongkol lebih dari satu karena ruang tumbuh yang cukup dan kompetisi lebih rendah.
- Pupuk hayati berbasis hormon tanaman seperti sitokinin dan auksin juga menunjukkan potensi merangsang percabangan batang lateral (suckers) yang bisa menghasilkan tongkol sekunder.
3. Teknik Pruning / Pemangkasan Daun Tertentu
Beberapa eksperimen lapangan menunjukkan bahwa pemangkasan ringan daun bagian bawah dapat memicu tanaman mengalihkan energi ke organ generatif.
- Ini mirip seperti teknik "defoliation" terkontrol pada tanaman hortikultura untuk merangsang pembungaan atau pembuahan.
4. Stres Air Terkontrol (Mild Drought Stress)
Dalam penelitian tertentu, stres air ringan yang diberikan pada fase vegetatif (tanpa menyebabkan layu) dapat memicu tanaman memproduksi lebih banyak primordia tongkol sebagai respons adaptif.
- Namun, teknik ini berisiko tinggi dan harus dilakukan dengan kontrol ketat terhadap kelembapan tanah.