2. Sistem Administrasi Pemerintahan
- Belanda memperkenalkan sistem administrasi pemerintahan modern yang kemudian diadopsi oleh NKRI.
- Sistem birokrasi ini memungkinkan Indonesia memiliki tata kelola negara yang lebih terstruktur setelah kemerdekaan.
3. Pendidikan Modern dan Lahirnya Kaum Intelektual
- Sekolah-sekolah seperti STOVIA (sekolah dokter pribumi) melahirkan pemimpin-pemimpin pergerakan nasional seperti dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantara, dan Tjipto Mangunkusumo.
- Pendidikan ini memunculkan kesadaran nasional yang akhirnya melahirkan organisasi seperti Budi Utomo (1908) dan Sarekat Islam (1911).
4. Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Persatuan
- Pemerintah kolonial Belanda menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa perantara, sehingga bahasa ini berkembang luas dan akhirnya menjadi dasar Bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini.
- Hal ini membantu menyatukan ratusan suku di Nusantara dalam satu bahasa nasional.
5. Kesadaran Nasional dan Perjuangan Kemerdekaan
- Tekanan dan ketidakadilan selama penjajahan justru memicu perlawanan nasional.
- Perlawanan sporadis (seperti Perang Diponegoro, Perang Aceh) berubah menjadi perjuangan yang lebih sistematis melalui organisasi modern seperti PNI (Partai Nasional Indonesia) yang dipimpin Soekarno.
- Puncaknya adalah Sumpah Pemuda 1928, yang menegaskan tekad menjadi satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
KESIMPULAN
Penjajahan Belanda memang membawa banyak kerugian besar, terutama dalam bentuk eksploitasi ekonomi, kemiskinan, dan keterbelakangan pendidikan. Namun, di sisi lain, ada beberapa warisan yang akhirnya membantu Indonesia dalam membangun NKRI, seperti infrastruktur, pendidikan modern, dan sistem administrasi pemerintahan.
Bisa dibilang, meskipun Belanda tidak berniat "membantu" Indonesia, namun beberapa kebijakan mereka secara tidak langsung menciptakan kondisi yang mempercepat kesadaran nasional dan perjuangan kemerdekaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI