Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Riya' & Sum'ah : Bentuk Syirik Kecil Yang Merusak Keikhlasan Ibadah

20 Maret 2025   07:22 Diperbarui: 20 Maret 2025   07:22 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memamerkan ibadah di medsos adalah salah satu contoh perbuatan riya (rmnews.com)

Riya' dan Sum'ah: Pengertian dan Penyebabnya

1. Pengertian Riya' dan Sum'ah

Riya' berasal dari kata ra'a yang berarti "melihat." Secara istilah, riya' adalah melakukan amal kebaikan dengan tujuan agar dilihat dan dipuji oleh manusia, bukan karena Allah. Ini adalah bentuk syirik kecil yang dapat merusak keikhlasan dalam ibadah.

Sum'ah berasal dari kata sami'a yang berarti "mendengar." Sum'ah adalah melakukan suatu amal kebaikan atau menyampaikan kebaikan dengan tujuan agar didengar dan dipuji oleh orang lain.

Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang beramal karena ingin didengar (sum'ah), maka Allah akan memperdengarkan (aibnya di akhirat), dan barang siapa yang beramal karena ingin dilihat (riya'), maka Allah akan memperlihatkan (aibnya di akhirat)." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengapa Riya' dan Sum'ah Bisa Terjadi?

Riya' dan sum'ah terjadi karena kelemahan manusia dalam menjaga keikhlasan. Beberapa penyebabnya:

  1. Cinta akan Popularitas dan Pujian
    Manusia secara fitrah senang dihargai dan dipuji. Namun, jika kecintaan ini tidak dikendalikan, seseorang bisa tergoda untuk beramal agar mendapat pujian, bukan karena Allah.

  2. Lemahnya Keimanan
    Ketika iman seseorang melemah, ia lebih fokus pada penilaian manusia dibandingkan penilaian Allah. Ia ingin dianggap baik di hadapan manusia, meskipun sebenarnya amalnya kosong dari keikhlasan.

  3. Godaan Setan
    Setan selalu berusaha menggoda manusia, termasuk dalam ibadah. Ia bisa membuat seseorang merasa bangga dengan amalnya dan ingin memamerkannya agar dipuji.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun