Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tan Malaka : Masa Kecil, Masa Remaja Dan Kisah Cintanya Dengan Syarifah Nawawi.

12 Maret 2025   07:10 Diperbarui: 12 Maret 2025   07:10 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tan Malaka dan Syarifah Nawawi, Kisah Cinta Terpisahkan Oleh Dinamika Perjuangan (sindonews.com)

Masa Kecil dan Remaja Tan Malaka

Tan Malaka lahir dengan nama asli Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Ia berasal dari keluarga Minangkabau yang memiliki garis keturunan bangsawan adat. Keluarganya adalah bagian dari kaum datuk, yaitu golongan terpandang dalam masyarakat Minang, yang secara adat memegang peran penting dalam kepemimpinan nagari.

1. Didikan Keluarga dan Lingkungan Minangkabau

  • Seperti anak-anak Minang lainnya, Tan Malaka tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi adat dan pendidikan Islam.
  • Ia belajar di Surau (masjid kecil yang juga menjadi pusat pendidikan agama) dan mendapatkan pendidikan dasar di kampung halamannya.
  • Tradisi merantau, yang kuat dalam budaya Minangkabau, kemungkinan besar memengaruhi pemikirannya untuk selalu mencari ilmu dan pengalaman di luar kampung halamannya.

2. Sekolah dan Perkenalan dengan Dunia Barat

  • Tan Malaka menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak kecil. Ia bersekolah di Kweekschool (Sekolah Guru) Bukittinggi, sebuah sekolah bergengsi pada masa kolonial.
  • Prestasinya yang menonjol membuatnya mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda untuk melanjutkan pendidikan ke Rijkskweekschool (Sekolah Guru Raja) di Haarlem, Belanda, pada tahun 1913.

3. Hidup di Belanda dan Awal Ketertarikannya pada Sosialisme

  • Saat bersekolah di Belanda, Tan Malaka mulai terpapar dengan gagasan sosialisme, Marxisme, dan nasionalisme yang berkembang di Eropa saat itu.
  • Ia membaca karya-karya Karl Marx, Lenin, dan tokoh-tokoh revolusioner lainnya.
  • Saat Perang Dunia I berkecamuk, ia melihat sendiri dampak buruk kapitalisme dan imperialisme terhadap rakyat kecil, yang semakin menguatkan tekadnya untuk memperjuangkan kaum tertindas.

4. Kembali ke Indonesia dan Awal Perjuangan

  • Pada tahun 1919, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan sempat menjadi guru di Sekolah Rakyat di Semarang.
  • Namun, karena ajarannya dianggap terlalu radikal dan berbahaya bagi pemerintah kolonial, ia mulai diawasi oleh intelijen Belanda.
  • Pada tahun 1921, ia mulai terlibat aktif dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mulai membangun jaringan perjuangan di kalangan buruh dan petani.

Kesimpulan

  • Tan Malaka berasal dari keluarga bangsawan Minang dengan latar belakang pendidikan Islam dan adat yang kuat.
  • Ia mendapatkan beasiswa ke Belanda, tempat ia mulai mengenal sosialisme dan pemikiran revolusioner.
  • Saat kembali ke Indonesia, ia mulai aktif dalam gerakan perjuangan nasional, yang kemudian membawanya ke jalur perlawanan terhadap kolonialisme.

Sejak kecil, Tan Malaka sudah menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang tinggi. Namun, yang membuatnya berbeda dari tokoh-tokoh lain adalah keberaniannya untuk menempuh jalan perjuangan yang lebih keras dan radikal, tanpa kompromi dengan penjajah maupun penguasa yang ia anggap tidak berpihak pada rakyat.

Kisah cinta Tan Malaka dengan Syarifah Nawawi

Kisah cinta Tan Malaka dengan Syarifah Nawawi adalah bagian dari sisi personal seorang revolusioner yang jarang dibahas. Tan Malaka, yang dikenal sebagai tokoh pergerakan yang keras dan penuh idealisme, ternyata juga mengalami kisah cinta yang tragis dengan seorang perempuan Minangkabau bernama Syarifah Nawawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun