Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Dengan Hati Yang Tenang, Ridha Dengan Ketetapan Allah, Dan Akhir Kembali Kepada-Nya Dengan Kemuliaan

7 Maret 2025   08:42 Diperbarui: 7 Maret 2025   09:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahagia itu sederhana (Facebook)

Hidup dengan hati yang tenang, ridha dengan ketetapan Allah, dan akhirnya kembali kepada-Nya dengan kemuliaan

Apa sebenarnya makna yang terdalam dari Firman Allah di Al-Qur'an surat Al-Fajr : 27-30 itu. 

Firman Allah dalam QS. Al-Fajr: 27-30 berbunyi:

27. "Yaa ayyatuha an-nafsul muthmainnah,"
28. "Irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah,"
29. "Fadkhulii fii 'ibaadii,"
30. "Wadkhulii jannatii."

Ayat-ayat ini merupakan seruan Allah kepada jiwa yang tenang ( , an-nafsul muthmainnah), yang dalam tafsir disebut sebagai jiwa seorang mukmin yang telah mencapai ketenangan, ridha, dan kepasrahan total kepada Allah. Berikut makna mendalam dari setiap ayatnya:

1. "Yaa ayyatuha an-nafsul muthmainnah" (Wahai jiwa yang tenang)

  • Makna "an-nafsul muthmainnah": Ini adalah jiwa yang telah mencapai ketenangan sejati, bebas dari keraguan dan kegelisahan duniawi. Ketenangan ini diperoleh dari keimanan yang kokoh, kepasrahan kepada takdir Allah, dan keyakinan akan pertemuan dengan-Nya.
  • Jiwa ini tidak terganggu oleh kesulitan hidup, tidak tergoda oleh kesenangan sesaat, dan selalu yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari rencana terbaik Allah.

2. "Irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah" (Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai)

  • "Irji'i" (kembalilah): Seruan ini adalah panggilan Allah kepada jiwa tersebut untuk kembali kepada-Nya. Ini bisa bermakna panggilan saat kematian atau ketika hari pembalasan tiba.
  • "Raadhiyatan" (dalam keadaan ridha): Jiwa ini ridha terhadap ketetapan Allah di dunia, tidak pernah protes atas takdir, baik dalam suka maupun duka.
  • "Mardhiyyah" (dan diridhai oleh Allah): Allah pun ridha terhadap amal dan kesabaran yang telah ia lakukan selama hidupnya.
  • Ini menggambarkan hubungan timbal balik: seorang hamba yang ikhlas dan sabar dalam menjalani hidup akan memperoleh keridhaan Allah sebagai balasan.

3. "Fadkhulii fii 'ibaadii" (Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku)

  • Makna "ibaadii" (hamba-hamba-Ku): Ini adalah golongan hamba-hamba yang mulia, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin yang telah dijanjikan surga (QS. An-Nisa': 69).
  • Ini adalah tanda kemuliaan tertinggi: seseorang tidak hanya diterima oleh Allah, tetapi juga dikumpulkan bersama orang-orang yang dekat dengan-Nya.

4. "Wadkhulii jannatii" (Dan masuklah ke dalam surga-Ku)

  • "Jannatii" (surga-Ku): Ungkapan ini menunjukkan kedekatan khusus dengan Allah. Surga disebut sebagai "surga-Ku", menunjukkan bahwa ia adalah tempat istimewa yang disediakan langsung oleh Allah untuk hamba-hamba pilihan-Nya.
  • Ini adalah puncak kebahagiaan dan tujuan akhir kehidupan seorang mukmin: kembali kepada Allah dan mendapatkan kenikmatan abadi yang tidak ada bandingannya.

Makna Mendalam Secara Keseluruhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun