Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah-kisah Kewalian Syekh Abdul Qodir Al-Jilani Sebagai Sultonul Auliya'

6 Maret 2025   18:36 Diperbarui: 6 Maret 2025   18:36 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Syekh Abdul Qodir Al Jilani (screenshoot Instagram)

Kisah-Kisah Kewalian Syekh Abdul Qadir Al-Jilani sebagai Sultanul Auliya'

Sebagai Sultanul Auliya' (Raja Para Wali), Syekh Abdul Qadir Al-Jilani memiliki banyak karamah (karunia luar biasa dari Allah) yang menjadi bukti kedekatannya dengan Allah. Berikut beberapa kisah yang menunjukkan kewaliannya dan mengapa beliau disebut sebagai pemimpin para wali:

1. Menyaksikan Para Wali Berada di Bawah Kekuasaan Allah

Dikisahkan bahwa suatu hari Syekh Abdul Qadir Al-Jilani mengumpulkan para murid dan berkata:
"Kakiku ini berada di atas leher setiap wali."

Mendengar ucapan ini, banyak yang terkejut. Namun, keesokan harinya, para wali Allah dari berbagai belahan dunia bermimpi bahwa kepala mereka berada di bawah kaki Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, sebagai tanda bahwa beliau memang diangkat sebagai pemimpin para wali oleh Allah.

Makna dari ucapan ini bukan dalam arti kesombongan, melainkan bahwa beliau telah mencapai maqam (kedudukan) yang lebih tinggi daripada para wali lainnya.

2. Diuji dengan Iblis yang Menyamar Sebagai Malaikat

Suatu malam, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani sedang dalam keadaan ibadah. Tiba-tiba muncul cahaya terang memenuhi ruangan dan terdengar suara:

"Wahai Abdul Qadir, Aku adalah Tuhanmu. Aku telah menghalalkan untukmu segala yang haram dan mengangkat kewajiban salat darimu karena derajatmu sudah tinggi di sisi-Ku."

Syekh Abdul Qadir segera menyadari bahwa ini adalah tipu daya setan. Beliau langsung berkata:
"Enyahlah wahai Iblis! Kau bukan Tuhanku! Allah tidak mungkin mengubah hukum-Nya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun