b. Gangguan Struktur dan Postur Tubuh
- Bayi yang mengalami posisi tidur yang buruk atau trauma saat lahir dapat mengalami asimetris pada tengkorak atau tulang belakang yang memengaruhi perkembangan sistem saraf pusat.
- Anak dengan postur buruk atau gangguan keseimbangan tubuh juga cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan sensorik.
c. Peran Fascia dan Ketegangan Otot
- Fascia (jaringan ikat yang membungkus otot dan organ) dapat mengalami ketegangan berlebihan akibat trauma atau faktor genetik, yang berpotensi mengganggu sistem saraf.
- Beberapa terapi biomekanis mencoba melepaskan ketegangan ini untuk meningkatkan komunikasi saraf dan peredaran darah ke otak.
d. Gangguan pada Sistem Saraf Otonom
- Sistem saraf otonom mengatur respons tubuh terhadap stres. Anak dengan autisme sering menunjukkan dominasi sistem saraf simpatik (fight-or-flight), yang bisa dipicu oleh ketidakseimbangan biomekanis.
- Teknik terapi seperti PAZ (Pengobatan Akhir Zaman) mencoba mengembalikan keseimbangan dengan koreksi biomekanis.
Kesimpulan
Autisme memiliki penyebab multifaktorial yang melibatkan genetik, neurologis, lingkungan, dan biomekanika tubuh. Pendekatan medis konvensional lebih berfokus pada faktor neurobiologis, sementara pendekatan biomekanis melihat bagaimana gangguan struktur tubuh dapat berdampak pada sistem saraf dan perilaku anak.
Pendekatan terbaik mungkin adalah kombinasi dari keduanya:
Diagnosis medis untuk memahami faktor neurologis dan genetik.
Terapi biomekanis seperti koreksi tulang, terapi fasia, dan latihan postur untuk mengoptimalkan fungsi saraf.
Nutrisi dan lingkungan sehat untuk mendukung perkembangan otak yang optimal.
Bagaimana jika Autisme berlanjut hingga dewasa, apa saja dampaknya ?
Jika autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) berlanjut hingga dewasa, dampaknya sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi, dukungan yang diterima selama masa pertumbuhan, serta kemampuan individu dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial dan pekerjaan. Berikut adalah beberapa efek utama autisme pada orang dewasa:
1. Kesulitan dalam Interaksi Sosial
Banyak orang dewasa dengan autisme mengalami:
Kesulitan memahami ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh orang lain.
Keterbatasan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial atau romantis karena cenderung berpikir secara literal dan kurang memahami norma sosial.
Sensitivitas terhadap interaksi sosial, misalnya merasa canggung atau kewalahan dalam lingkungan sosial yang ramai.
Preferensi untuk komunikasi langsung dan jelas, yang bisa membuat mereka terlihat 'kaku' atau kurang empati dalam percakapan.
Dampaknya:
- Bisa kesulitan membangun pertemanan atau hubungan kerja yang baik.
- Berisiko mengalami isolasi sosial atau kesepian.