Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi komunikasi, interaksi sosial, serta pola perilaku seseorang. Penyebabnya masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa teori berdasarkan pandangan medis konvensional dan pendekatan biomekanis serta sistem kerangka tubuh.
1. Pandangan Medis Konvensional
Dalam dunia medis, autisme dianggap sebagai kondisi yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan neurologis. Beberapa penyebab yang sering dikaitkan adalah:
a. Faktor Genetik
- Autisme sering ditemukan dalam keluarga, menunjukkan adanya komponen genetik.
- Beberapa mutasi gen seperti SHANK3, CHD8, dan FMR1 berhubungan dengan ASD.
- Studi menunjukkan anak kembar identik memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami autisme dibandingkan kembar tidak identik.
b. Faktor Neurologis dan Perkembangan Otak
- Struktur otak anak dengan autisme sering kali berbeda, misalnya pertumbuhan otak lebih cepat di usia dini yang menyebabkan gangguan konektivitas antarbagian otak.
- Kelainan dalam neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin juga berkontribusi terhadap gejala ASD.
c. Faktor Lingkungan
- Paparan zat beracun (logam berat, pestisida, polusi udara) selama kehamilan atau awal kehidupan.
- Infeksi ibu selama kehamilan (rubella, sitomegalovirus).
- Kekurangan nutrisi tertentu, seperti folat dan vitamin D.
- Komplikasi kelahiran, misalnya hipoksia (kekurangan oksigen saat lahir).
Catatan: Vaksin telah diklaim sebagai penyebab autisme, tetapi berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara vaksinasi dan autisme.
2. Pandangan Biomekanis dan Sistem Kerangka Tubuh
Pendekatan ini lebih melihat bagaimana gangguan struktur tubuh dan biomekanika dapat memengaruhi perkembangan otak dan perilaku anak. Beberapa aspek yang dianggap berperan adalah:
a. Ketidakseimbangan Tulang Leher (Cervical Subluxation)
- Tulang leher bagian atas (C1 dan C2) berperan penting dalam sirkulasi darah ke otak serta komunikasi saraf.
- Gangguan atau subluksasi (pergeseran kecil) pada area ini dapat menghambat fungsi otak dan saraf, menyebabkan gangguan neurologis termasuk autisme.