Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Babi Haram ? Menurut Al-Qur'an dan Kitab Suci Lainnya ?

15 Februari 2025   12:30 Diperbarui: 15 Februari 2025   14:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Babi yang sudah diolah (lokadewata.com)

Penjelasan:
Dalam hukum Taurat, binatang yang halal harus memenuhi dua syarat:

  • Berkuku belah (terbelah dua)
  • Memamah biak

Babi hanya memenuhi satu syarat (berkuku belah) tetapi tidak memamah biak, sehingga dianggap haram bagi orang Yahudi.

2. Kitab Ulangan (Deuteronomy) 14:8

"Juga babi, karena memang kukunya terbelah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Dagingnya janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh."

Penjelasan:
Ayat ini kembali menegaskan larangan memakan daging babi bagi Bani Israel.

3. Kitab Yesaya (Isaiah) 65:2-4

"Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri; bangsa yang terus menerus menyakiti hati-Ku di depan mata-Ku dengan mempersembahkan korban di kebun-kebun dan membakar korban di atas batu bata; yang duduk di kuburan dan bermalam di tempat-tempat tersembunyi, yang memakan daging babi dan kuah dari daging haram ada dalam kuali mereka."

Penjelasan:
Ayat ini mengkritik orang-orang yang tidak menaati hukum Tuhan, termasuk mereka yang memakan daging babi, yang dianggap sebagai tanda pemberontakan terhadap hukum Allah.

Bagaimana dengan Kekristenan?

Dalam Perjanjian Baru, larangan makan babi tidak lagi diberlakukan secara ketat bagi orang Kristen. Hal ini berdasarkan beberapa ayat yang menyatakan bahwa hukum makanan dalam Perjanjian Lama tidak lagi mengikat:

  1. Markus 7:18-19
    "Maka jawab-Nya: 'Apakah kamu juga tidak dapat memahami? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hatinya, tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?' Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal."

Penjelasan:
Yesus menekankan bahwa yang menajiskan seseorang bukanlah makanan, tetapi sikap hati dan perbuatannya.

  1. Kisah Para Rasul 10:13-15
    "Lalu terdengarlah suara yang berkata kepadanya: 'Bangunlah, Petrus, sembelihlah dan makanlah!' Tetapi Petrus menjawab: 'Tidak, Tuhan, aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.' Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: 'Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.'"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun