Bahasa Arab memungkinkan satu kata atau satu ayat memiliki makna berlapis, yang bisa dipahami dalam berbagai tingkat pemahaman.
Contoh dalam QS. Adh-Dhariyat [51]: 47:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuatan, dan sesungguhnya Kami meluaskannya."
- Kata "Musi'un" () bisa berarti meluaskan langit, yang kini terbukti dalam ilmu astronomi bahwa alam semesta terus mengembang.
- Makna lain dari "Musi'un" adalah meluaskan rahmat Allah, yang menunjukkan keluasan anugerah-Nya kepada manusia.
Karena bahasa Arab memiliki makna berlapis, Al-Qur'an tetap relevan sepanjang zaman dan bisa diinterpretasikan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
11. Bahasa dengan Sistem Huruf Konsonan yang Kuat
Bahasa Arab lebih berbasis konsonan dibanding vokal, yang membuatnya lebih stabil dan tidak mudah berubah dari waktu ke waktu.
Contoh:
Dalam bahasa Arab, akar kata terdiri dari huruf konsonan tetap.
Misalnya: K-T-B () yang berarti menulis, bisa berubah menjadi:
- Kataba () Dia menulis
- Maktub () Tertulis
- Kitab () Buku
- Maktabah () Perpustakaan
Karena akar kata tetap terjaga, makna tidak akan mudah berubah atau bergeser seiring waktu.
12. Bahasa Arab Memiliki Bunyi yang Unik dan Tidak Bisa Ditiru Penuh oleh Bahasa Lain
Bahasa Arab memiliki bunyi-bunyi unik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain, seperti:
- d () Tidak ada padanan dalam bahasa lain, sehingga Arab disebut sebagai "Lughah al-d" (Bahasa d).
- ' () dan ' () Memiliki tekanan khusus di lidah.
Keunikan bunyi ini membuat Al-Qur'an sulit ditiru dalam aspek fonetiknya.