Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa Barat, khususnya di Prancis, Inggris, dan Jerman. Kelahirannya tidak bisa dilepaskan dari perubahan besar yang terjadi di masyarakat Eropa pada masa itu. Istilah "sosiologi" pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798--1857), seorang filsuf asal Prancis, dalam bukunya Cours de Philosophie Positive (1838).
Istilah sosiologi berasal dari gabungan bahasa Romawi (Socious) berarti kawan dan bahasa Yunani (Logos) berarti bicara. Sedangkan sosiologi artinya ilmu yang mempelajari masyarakat dan interaksi.Â
Berikut adalah pemikir kuno yang mendasari adanya sosiologi.Â
1.aguste Comte
aguste Comte mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu berbicara dengan masyarakat. Yaitu sosiologi adalah suatu bentuk gejala sosial yang tunduk pada hukum yang harus sesuai dengan observasi atau pengamatan yang tidak boleh menduga-duga. Habis telkomte yang hidup di Prancis pada tahun 1798 hingga 1857 dan dibesarkan setelah revolusi Prancis dikenal sebagai Bapak sosiologi.Â
2. Emile Durkheim
Salah satu sosiolog yaitu emile durkheim 1859-1917, melakukan penelitian tentang bunuh diri melalui karyanya suicide 1897, Durkheim menjelaskan latar belakang Mengapa individu melakukan bunuh diri. Selama karir durkheim menjadi sosiolog telah banyak penelitian-penelitian yang dia lakukan untuk menjelaskan berbagai masalah dan gejala sosial masyarakat pada masa hidupnya. Durkheim menyatakan bahwa sosiologi harus dengan objek kajian yang jelas atau berdasarkan faktor sosial.Â
3. Karl Marx
Sosiolog klasik lainnya yaitu Karl Marx (1818-1883) yang lahir di Jerman dan hidup di berbagai negara Eropa. Teori konflik dari Karl Marx menjelaskan bahwa kekayaan dan kekuasaan yang tidak terdistribusi secara merata dapat menyebabkan konflik sosial. Beberapa pandangannya tentang konflik di masyarakat adalah konflik melekat dalam masyarakat, selalu terjadi pertentangan dan ketegangan antara kelas pekerja (buruh) dengan pengusaha.Â
4. Max WeberÂ
Sosiolog dari Jerman yaitu Max Weber (1818-1883) dengan teorinya Verstehen yang berarti untuk memahami digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan Mengapa individu melakukan tindakan sosial. Melalui Verstehen kalian dapat melakukan penelitian Mengapa individu melakukan suatu tindakan yang berdampak bagi orang lain.Â