Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gondang Batur: Mozaik Kehidupan Agraris di Lereng Merbabu

10 Juli 2025   21:23 Diperbarui: 11 Juli 2025   14:33 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Hamparan Tanaman Holtikultura, pagi hari di Gondang - Batur, Kaki Gunung Merbabu, Semarang.

Mereka adalah tunas-tunas masa depan yang sedang merajut memori masa kecil yang otentik, jauh dari gegap gempite dunia maya. Para bapak-bapak sering berkumpul, menyeruput kopi pahit sembari jagongan (ngobrol santai) membahas harga pupuk, hama, atau sekadar bercanda tentang mbokdhe (bibi) yang baru saja punya cucu.

Percakapan mereka adalah ensiklopedia lisan tentang kearifan lokal, saya kagum, di mana setiap kalimat mengandung makna yang lebih dalam dari sekadar kata. Meskipun terlihat sederhana, Dusun Gondang menyimpan kompleksitas yang menarik.

Interaksi sosialnya adalah jejaring yang kuat, guyub rukur (hidup rukun) adalah mantra yang dipegang teguh. Kerja keras bukanlah slogan, melainkan napas kehidupan. Ketika ada hajatan, seluruh desa bergerak layaknya semut yang sedang membangun sarang, setiap individu memiliki peran, setiap tangan memberi kontribusi.

Ini adalah antitesis sempurna dari individualisme modern, di Gondang, kebersamaan adalah mata uang yang paling berharga. Mereka adalah bukti hidup bahwa kekayaan sejati bukanlah diukur dari timbunan materi, melainkan dari kedalaman ikatan sosial dan keharmonisan dengan lingkungan.

Sebelum akhirnya saya kembali ke Batam, dari obrolar bersama beberapa warga di sana, saya dapat informasi bahwa ada momen paling ramai di akhir bulan juli atau awal agustus.

Kata, beberapa warga, bulan Sapar, atau masyarakat menyebutnya Saparan, merupakan sebuah aktivitas perayaan, dimana para tamu/orang dari kampung luar, dan orang-orang di Gondang, Batur membuka pintu rumahnya untuk para tamu.

Mereka menyediakan hidangan, makanan khas, dan berbagai menu untuk para tamu dari luar, hal ini yang membuat masyarakat hidup rukun. Bagi saya, Gondang - Batur, dengan segala kesederhanaannya, adalah cerminan dari jiwa Jawa Tengah yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun