Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berburu Takjil, Paket Toleransi Beragama di Kota Batam

14 April 2021   21:35 Diperbarui: 14 April 2021   21:43 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari sebelum ramadhan, saya mengunjunggi satu tempat yang menjadi central berkumpulnya orang-orang di batam selain welcome to batam, yakni Maha Vihara Duta Maitreya. Tingkat keramaiannya sama dengan bukit welcome to batam. Bukit welcome to batam adalah tempat kedua menurut saya juga ramai pengunjungnya di kota batam kalau menjelang malam.

Meskipun disini, saya hanya menikmati secangkir kopi sambil memantau keramaian yang di maksud akan berisiko besar terhadap penambahan angka covid-19 ini, sudah semacam ketakutan yang sering atau sengaja dibuat-buat untuk menakuti orang-orang untuk jangan berkumpul.

Orang-orang melakukan aktivitas normal, berkumpul dengan keluarga, teman dan kolega. Ditempat ini juga saya melihat banyak anak-anak kecil di bawa oleh orang tua mereka untuk sekedar menghibur mereka dll. Maksud saya, kalaupun ada imbawan dari pemerintah batam untuk mengawasi seluruh masyarakat batam untuk tidak berkumpul selama pandemi ini, dan dibulan ramadhan ini saya melihat tidak akan berarti apa-apa jika ada sebuah upaya semacam imbawan yang meskipun secara resmi di keluarkan pemerintah untuk melarang masyarakat berkumpul.

Sekali lagi, aktivitas keramaian ini adalah normal. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa indonesia secara umumnya melarang orang-orang berkumpul karena menjaga atau tetap berpegang pada protokol kesehatan terkai covid-19.

Dua hari ramadhan, masyarakat di batam khusunya umat muslim melaksanakan ibadah puasa dengan keadaan aktivitas yang masih sama di tahun-tahun selumnya. Saya menghabiskan waktu sekitar hampir tiga jam disini, karena anggapan saya, ini tempat yang banyak pengunjungnya, menikmati kopi dan melihat beberapa hal yang sangat menarik terjadi di waktu hari pertama puasa. Hal menarik itu menurut saya adalah aktivitas normal, tapi mungkin kalian yang tinggal di kota-kota atau daerah yang masyoritas atau bahkan 100% masyarakat muslim tidak akan merasakan seperti yang saya temukan disini, di batam.

Pertama, hal menarik bagi saya setiap ramadhan tiba adalah berburu takjil, berburu semua jenis minuman dan kue-kue manis untuk buka puasa nanti. Dan menariknya bagi saya dalam aktivitas ini, ternyata bukan hanya orang muslim saja, ada banyak orang-orang non muslim yang juga ikut meramaikan banyak tempat jualan takjil dan berbagai rupa makan dan minuman manis selayaknya yang di lakukan oleh orang muslim. Inilah hal yang luar biasa menurut hemat saya, sesungguhnya toleransi beragama itu terlihat manis jika kita tidak melihat sisi sentimentalnya semata.

Dari aktivitas ini, saya akui bahwa indonesia punya tingkat toleransi beragama sangat sangat tinggi dan perlu dijaga. Di batam sendiri, pembaca dan semua orang pasti sudah tahu, bukan hanya orang muslim-melayu saja. Di batam banyak suku, banyak ras dan beberapa agama. Tapi dalam ramadhan ini, aktivitas berburu menu buka puasa seakan terlihat seperti semua turut merayakan bulan ramadhan dengan sangat antusias, itu poinnya.

Apakah keramaian ini perlu diantisipasi, perlu diawasi?

Kerumunan ramadhan tentunya sama dengan semua tempat, jadi besar kemungkinan banyak aparatur setempat terutama pemda (pemerintah daerah) pasti mengeluarkan memo-memo terkait hindari keramaian. Dan saya merasa, hal ini seperti melepas garam di lautan bebas, nihil hasilnya.

Tidak seperti ketagasan larangan mudik atau lainnya. Mau aturan itu setegas apapun, keramaian ramadhan tidak dapat di hindari, sebab ini merupakan hari penting menurut umat muslim. Dan hal ini sama seperti hari spesial lainnya di di kristiani, budha atau hindu dan lainnya.

Semua orang dengan meriah menyambut momen religius ini dengan melakukan banyak hal, menghabiskan waktu kebersamaan, berbagi, mengunjungi tempat publik dll dll. Dan semua aktivitas ini adalah normal. Mungkin saya berpikir tentang ketatnya protokol kesehatan yang harus di pertegas, tapi orang lain berpikir bahwa momen ini hanya sekali dalam setahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun