Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kenapa Program Air Bersih Anies Ngaco-belo?

26 Februari 2017   21:02 Diperbarui: 26 Februari 2017   21:07 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Permintaan air bersih di Jakarta mencapai 26.100 liter per detik, sedangkan suplai hanya mencapai 15.000 liter per detik, sehingga ada defisit sebesar 9.100 liter per detik,” ujar Erlan Hidayat, Direktur Utama PAM Jaya dalam acara Halal Bi Halal PAM Jaya bersama pelaku media, kamis, 21/07/2016.

Ditambahkannya bahwa 96% air baku untuk memenuhi kebutuhan Kota Jakarta (81% berasal, dari Waduk Jatiluhur melalui saluran terbuka Sungai Tarum Barat dan 15% lagi berasal dari air curah olahan yang dibeli dari PDAM Kabupaten Tangerang). Sisanya 4% air baku dari sungai-sungai di Jakarta.

Itu sebabnya di dalam Debat Pilkada 2017, Ahok mencangkan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan air kotor menjadi air bersih, “Kami juga mulai membangun sendiri, penggabungan manajemen. Sedang diurus Perdanya antara Perusahaan Air Limbah (PAL) dengan Perusahaan Air Minum (PAM). Artinya apa? Nanti ke depannya, kalau anda mau mendapatkan air bersih, maka anda harus memasang air kotor,” ungkap Ahok.  

Program Air Bersih Anies Yang Mengenaskan                                                       

Bagaimana dengan Anies Sandi? Dalam debat ke 2 Pikkada DKI Anies memfitnah pemda DKI dengan menyatakan, “Lebih dari 5 juta warga Jakarta sampai dengan sekarang belum mendapatkan air PAM,” padahal tim suksesnya sendiri mengklaim bahwa dari 10 juta penduduk hanya 4,5 juta yang belum memiliki akses atas air bersih. Sementara PAM Jaya sendiri menunjukkan data sudah melayani lebih dari 60% penduduk Jakarta.

Anies membual, “Pipanisasi menjadi crucial seperti yang disampaikan juga tadi. Pipanisasi. Karena itu kita, yang akan dilakukan adalah prioritaskan pada kampung-kampung. Rumah dengan ukuran di bawah 150 m akan menjadi prioritas utama. Otomatis. Kampung-kampung di Jakarta dan di situ tempat yang minim. Masuk langsung pipanisasi,” karena masalahnya bukan pipanisasi namun kekurangan air baku. Itu sebabnya Ahok mencanangkan untuk menambah 39 danau (waduk) dari 50 danau (waduk) yang sudah dibenahi.


Sekali lagi Anies membual, “Akan diberikan subsidi 80% bagi mereka yang rumahnya di bawah ukuran 70 m2. Begitu anda ketemu rumah di bawah 70 meter persegi, dengan sendirinya langsung hanya bayar 20%. Dan kita semua lakukan pipanisasi itu dengan 0 rupiah.”

Tentang air bersih, masalah yang dihadapi oleh Rumah Tangga Sangat Sederhana  DKI bukan harga air yang Rp. 1.050,- perkubik namun biaya pasangan awal yang jumlahnya sekitar 1 jt rupiah. Syukurlah hal demikian tidak menjadi masalah lagi karena sudah disubsidi 100% oleh Pemda DKI.

Program yang dicanangkan Anies, “Subsidi 80% bagi mereka yang rumahnya di bawah 70 meter persegi,” selain menunjukkan dia tidak mengerti masalah PAM namun sok tahu, juga membuktikan bahwa Anies Sandi dan tim suksesnya MALAS setengah mati.

Ketentuan tarif air minum dan tarif biaya sambungan baru bisa di dapat dengan mudah di situs PAM Jaya. Kenapa alih-alih memakainya Anies justru bikin program TELOLET di bawah 70 meter persegi?  

Anies Sandi tidak punya progam kerja untuk memimpin DKI. Faktanya yang mereka ditawarkan cuman ASAL ngejeblak bikin semboyan, “Pipanisasi,” dan janji mau kasih diskon 80%. Tindakan demikian benar-benar MENGHINA kecerdasan penduduk DKI. Semoga Allah mengampuninya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun