Mohon tunggu...
Haidanto Haidanto
Haidanto Haidanto Mohon Tunggu... Guru - guru sekolah dasar

senang perubahan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Istikomah Itu Berat, Jenderal!

24 Februari 2024   09:31 Diperbarui: 24 Februari 2024   09:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jaman saya masih kecil dahulu,setiap malam sehabis shalat isya Pak Kyai saya selalu mengingatkan agar menjaga istikomah dalam beribadah dan berbuat baik.

Sebagai lembaga pendidikan informal,surau kami hanya menkaji kitab kitab pasaran seperti Kitab Sullamut Taufiq, Safinatun Najah, dan Ta'limul Muta'allim. Dalam setiap kesempatan mengkaji ketiganya, Pak Kyai selalu menyinggung sikap istikomah. 

Sekarang ketika beliau sudah sudah almarhum dan daya mengajinya beralih pada kyai kyai modern dan yang populer melalui ajun youtube, pesan yang saya tangkap tepa sama yaitu melanggengkan sikap istikomah dalam hati, dalam sikap dan dalam perbuatan. Lalu apakah sebenarnya istikomah tersebut?

Istiqomah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap konsisten seseorang terhadap berbagai hal, seperti beribadah, sikap, perkataan, dan lainnya/ Pengertian ini sejalan dengan artikata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyebut istikomah sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Sepintas syarat menjaga istikomah itu kelihatan amat ringan dan sangat mudah. Namun dalam faktanya akanberbanding terbalik karena dasarsikap tersbut adalah tumbuh dalam hati kita masing masing. Betapa amat sulit menerjemahkan sikap istikomah dalam kehidupan nyata.

Beberapa contoh sikap istikomah yang bisa dilakukan setiap hari diantaranya 

1. Selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala macam bentuk larangannya.
2. Melaksanakan sholat wajib tepat waktu dan tidak menyengaja untuk menundanya.
3. Mau terus belajar sampai benar-benar paham.
4. Selalu taat peraturan, baik itu aturan dalam agama, keluarga, lingkungan sekolah, tempat kerja, hingga masyarakat.
5. Selalu menjalankan kewajiban dengan rasa senang dan nyaman dan tidak merasa dipaksa atau dibebani.

Sekarang kita refleksikan dalam hati kita masing masing. Apakah dibutuhkan banyak dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut ? Atau apakah dibutuhkan energi yang amat untuk memunanikannya? Dan mampukah kita melakukan dengan sukses dan sempurna  ? Kalau kita mau jujur pada diri sendiri kita akan menjawab tidak pernah dana atau energi yang besar untuk menunaikan lima kegiatan tadi. Namun harus diakui sedikit jumlahnya di antara kita yang mampu melakukannya dengan sempurna. Alasannya adalah karena istikomah itu didasari dengan kemauan kuat dari diri sendiri,tumbuh dan dan muncul dari dalam hati secara mandiri tanpa paksaan ataupun bimbingan dari orang selain kita.

Apakah kita mampu?  Insyaallah hanya kita yang bisa menjawab dan berusaha untuk mewujudkannya. Bukan Orang Lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun