5. Sinematografinya keren dan bikin betah yang nonton
Dunia Borderland terlihat seperti kota Tokyo yang nggak berpenghuni. Tata letak kota yang megah dengan jalanan kosong berhasil menciptakan kesunyian sinematik yang kuat.
Hal ini membuat penonton merasakan keterasingan yang dialami karakternya.
6. Ending yang nyesek tapi sekaligus juga melegakan
Di season ketiga Alice in Borderline diceritakan bahwa para pemain yang berhasil hidup akhirnya saling bertemu di dunia nyata. Tapi sayangnya mereka nggak saling kenal. Padahal, di dunia Borderland, mereka harus saling bekerja sama dan peduli agar dapat bertahan hidup. Jujur saja, kondisi tersebut bikin hati nyesek.Â
Tapi, ending yang dibikin amnesia itu memang ada baiknya, sih buat kesehatan mental mereka. Kalau dipikir-pikir ending tersebut juga masuk akal.
7. Penuh pelajaran tentang humanisme
Bisa dibilang setiap game di Borderland sangat beresiko, sebab kalau sampai kalah, nyawa bisa melayang. Itulah kenapa para pemain bisa terlihat sisi humanisnya ketika membantu satu sama lain untuk memenangkan game.
Itu juga yang membuat ikatan mereka sangat kuat. Walaupun ketika sudah hidup di dunia nyata, para pemain nggak ingat soal betapa mereka telah melalui banyak hal bersama.
Huhuhu, jadi sedih lagi kan.