Mohon tunggu...
Hisnudita Hagiworo
Hisnudita Hagiworo Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu bekerja yang mencoba menyeimbangkan karier dan keluarga

Bekerja di kantor jadi satu cara untuk hilangkan penat di rumah. Begitu pula saat pulang ke rumah, saat ketemu anak jadi cara untuk hilangkan stress di kantor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bye-bye Anyang-anyangan, Si Gejala ISK!

9 Oktober 2019   14:08 Diperbarui: 9 Oktober 2019   15:56 3265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, rasa ingin buang air kecil terus saya rasakan. Meski air kencing saya berdarah, tetapi tak ada darah di pembalut. Tandanya saya tidak datang bulan, tapi ada yang salah dengan saluran kemih saya.

Setelah acara selesai, saya bergegas mencari klinik terdekat. Setelah bertanya kepada panitia acara yang orang Surabaya, ternyata tidak jauh dari mal tersebut ada sebuah klinik. Tanpa tunggu lama, setelah pamit dengan bos, saya langsung meluncur ke klinik naik taksi.

Saya cuma bilang ke bapak supir taksi, "Pak, tolong antar saya ke klinik terdekat. Katanya di depan pas mau belokan ada klinik. Antar saya ke sana". Bapaknya cukup panik karena saya juga terkesan terburu-buru. Untungnya bapaknya baik banget, saya bayar sesuai argo tanpa diketok harga. Jangan tanya klinik dan taksi apa ya, saya sudah lupa.

Setelah mendaftar dan menunggu, saya pun 3 kali bolak balik toilet buat buang air kecil. Saat buang air kecil pun rasanya sudah sakit sekali.

Saat bertemu dengan dokter, ia menyarankan saya untuk langsung tes urin di laboratorium, karena takut adanya bakteri atau infeksi yang lebih parah. Saya pun langsung melakukan tes urin di klinik tersebut. Untung banget itu klinik lengkap, meski penampakannya klinik tua.

Untungnya, saya punya saudara yang tinggal di Surabaya dan akhirnya nyusul saya ke klinik, jadi pas nunggu hasil lab enggak sendirian. Setelah tau saya ke klinik, ia cukup khawatir dan langsung menyusul ke klinik, ia pikir saya kenapa. Eh, pas saya bilang, "Iya aku anyang-anyangan". Bukannya sedih, dia malah ketawa. "Yang keren dikit kek kalau sakit. Hahaha," katanya.

Antara malu, capek, dan sakit saya akhirnya ikut ketawa bersama. Namun, sewaktu masuk kembali bertemu dokter yang sudah memegang hasil lab, saya ketawa saya hilang.

Kata dokter, benar adanya infeksi di saluran kemih saya. Ini akibat sering nahan buang air kecil. Iya sih bener saya sering nahan kencing, karena suka nanggung lagi kerja. Dokter akhirnya meresepkan obat dan berpesan agar tidak mengonsumsi 7 jenis minuman, seperti kopi, teh, susu, soda, coklat, sirup, dan air Ion. Saya hanya boleh minum air putih yang banyak.

Keluar dari klinik, saya langsung dibelikan 3 botol air kemasan 1,5 liter oleh saudara saya. "Ayo ini dihabisin dalam semalam ya," ujarnya.

Setibanya di hotel, setelah makan dan minum obat, saya mulai meminum air putih yang banyak. Saya pikir akan berkurang rasa ingin kencingnya, tetapi lagi-lagi saya salah. Ketika ingin tidur, saya harus kembali bolak-balik ke toilet. Keluar toilet, baru naik ke tempat tidur, eh kebelet lagi.

Keadaan tersebut terus terjadi hingga tengah malam. Tak hanya kencing biasa, saya juga harus merasakan perih dan panas serta darah yang keluar pada saat kencing. Meski kebelet kencing terus, saya tetap harus meminum air putih yang super banyak. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya saat itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun