Mohon tunggu...
Hafiz Rosila
Hafiz Rosila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cendekiawan Sudah Prediksi Munculnya Pemimpin Muda

12 Maret 2018   11:17 Diperbarui: 12 Maret 2018   13:29 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyapa kader usai memberikan pidato politiknya dalam penutupan Rapimnas Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu 11 Maret 2018. (foto: Tribunnews)

Menurut Sekjen KPK periode 2004-2006 itu, pemuda lebih dari sekedar kekuatan demografi. Pemuda memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan. Karenanya Pemuda harus mendapatkan advisor khusus.  Hal ini senada dengan apa yang disampaikan AHY dalam pidatonya tadi malam.

Armida Salsiah Alisjahbana

Armida Salsiah Alisjahbana adalah Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Direktur Center for Sustainable Development Goals Studies, Universitas Padjajaran. Armida merupakan salah satu tokoh perempuan yang mendorong kemajuan generasi muda.

Profesor Armida menilai salah satu faktor pendorong tingginya angka pertumbuhan nasional adalah kekuatan tenaga kerja muda produktif yang diharapkan mampu berperan dalam perkembangan pereknomian nasional.

Menurut Armida, penduduk usia muda dan produktif yang berusia 15-25 tahun membuka peluang Indonesia dapat lebih tinggi lagi menggenjot tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan SDM termasuk satu dari tiga pilar yang akan dikembangkan dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025 yang digagas oleh Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu (dalam ANTARA News).

Kondisi itu disebut Armida bisa menjadi pisau bermata dua. Jika keadaan ini bisa disikapi dengan baik maka akan menguntungkan bagai peradaban barat yang memiliki Kapital, namun jika tidak maka kemiskinan semakin menghancurkan bangsa tersebut. Faktanya keterpurukan pemuda akibat penerapan sistem kapitalisme masih menjadi persoalan. Sekitar 50 persen (1.8 Miliar) dari total anak muda di dunia saat ini bertahan hidup dengan kurang dari $2 per hari. Sementara lebih dari 100 juta remaja tidak bersekolah.

Tingkat pengangguran usia muda di Indonesia, Filipina dan Sri Lanka melampaui 25 persen yang merupakan tingkat tertinggi di Asia. Inilah yang membuat Negara-negara barat ingin menfokuskan pemuda menjadi agen penyelamat.

Mantan kepala Bappenas itu juga membeberkan bahwa negara-negara barat kini membuat role mode baru yaitu dengan membangun dialog 2 arah dengan pembuat kebijakan dengan menjadikan pemuda sebagai aktor di komunitasnya agar berfokus dalam pembangunan ekonomi. Ada perubahan mindset di Barat, bahwa pemuda tidak lagi diperankan sebagai korban, tapi harus dilihat sebagai pelaku/pemimpin perubahan.

AHY juga turut menyampaikan masalah ini dalam pidatonya semalam. Ia menyebut bahwa untuk dapat menjadi bangsa yang maju, kita harus siap dalam berbagai bidang yang mengikuti perkembangan dunia.

"kami siap tingkatkan ekonomi, siap tegakkan ekonomi, siap tegakkan demokrasi, dan siap kehidupan yang adil, baik di bidang politik, hukum, dan sosial," ujar AHY. (dalam Tribunnews)

LIPI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun