Situs Warungboto merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono II pada abad ke-18. Situs ini dulunya menjadi peristirahatan dan pemandian keluarga Sultan.
Memiliki nama asli Pesanggrahan Rejowinangun, lokasi ini memiliki fungsi yang sama dengan Taman Sari. Sebuah tempat untuk beristirahat para keluarga kerajaan, sehingga tidak heran apabila secara bangunana memiliki bentuk mirip dengan Taman Sari. Sultan bersama dengan permaisuri dan selirnya kerap menggunakan Situs Warungboto untuk bermain air.
Bahkan pada sekitar tahun 90-an, Situs Warungboto pun masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk jadi tempat pemandian umum. Namun, pada saat tersebut kondisi Situs Warungboto sangatlah parah dan rusak. Karena pada masa kemerdekaan entah dengan alasan apa, Situs Warungboto mulai ditinggalkan.
Sebagai tempat peristirahatan keluarga raja, arsitektur dari bangunan pesanggrahan ini sangat menekankan keindahan dan kenyamanan. Terlihat dari banyaknya taman, kolam, serta kamar yang tampak megah dan indah saat dijelajahi.
Semua bagian pesanggrahan ini dibangun menggunakan batu bata yang disusun menjadi tembok tebal yang kokoh. Area inti situs ini terdiri dari dua kolam berbentuk lingkaran dan persegi yang dikelilingi bangunan berupa kamar, mushola, dan lainnya.
Pada kolam berbentuk lingkaran terdapat pancuran air yang menjadi tempat keluarnya sumber air dengan diameter kolam sekitar 4.5 meter. Sedangkan untuk kolam kedua memiliki ukuran 10 x 4 meter dan terhubung ke kolam pertama.
Di depan kolam terdapat kamar yang saling terhubung dengan lorong dan tangga-tangga sehingga membuat bangunan terlihat indah. Jendela di situs ini juga dihias dengan bentuk lengkungan yang menjadikannya tampak estetik.
Pada lantai atas bangunan, terdapat pelataran yang menurut beberapa sumber digunakan sebagai mushola karena terdapat ruang imam. Dari atas sini Anda bisa melihat dengan jelas kemegahan situs Warungboto yang tampak persis seperti pada masa kejayaannya.
Di dalam situs ini juga terdapat kolam pemandian yang berfungsi sebagai tempat mandi bagi keluarga kerajaan, lengkap dengan sebuah mata air yang disebut dengan 'Tuk'. Sebelumnya, air dari mata air Tuk dialirkan ke kolam untuk digunakan mandi bagi raja dan keluarganya. Namun, saat ini mata air tersebut telah berhenti mengalir dan kolam pun mengering.
Pada saat disana saya meliput bapak-bapak yang ada disana tentang sejarah, cerita, harga,dll.