Mohon tunggu...
Hafidz kertas
Hafidz kertas Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa, manusia yang belum merdeka

Pembaca berita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Hujan dan Rindu

20 Februari 2020   21:13 Diperbarui: 20 Februari 2020   21:28 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hujan baru saja menyapaku
memberi sebongkah rindu dan sepotong senyummu, aku bergegas menerima
aku menikmatinya
perlahan,
sendirian.

pada jendela,
semula aku enggan di hadapannya
kini ia mendengar dari segala gerutuku
;tentangmu.

"ternyata, rindu adalah perpisahan paling nyata," gumamku.

"obat dari segala rindu adalah penyatuan dan kesatuan, bukan pertemuan," terangku.

jendela setia mendengar
sementara hujan semacam kurir pos yang bersedia mengantar pesanan dan kiriman
hujan tidak tahu berapa kekuatan gejolak rindu ataupun seberapa dalam,
hujan hanya tahu menyampaikan salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun