Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Dana ZIS Mengentaskan Masalah Pendidikan?

29 Maret 2024   08:42 Diperbarui: 30 Maret 2024   10:17 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD di Pelosok Gunungkidul yang Siswanya Ingin Jadi YouTuber (mojok.co) 

Kita semua tahu pendidikan bisa dibilang investasi, di mana lebih banyak kita "menanam" ilmu, lebih layak juga masa depan yang akan kita dapatkan. Tanpa pendidikan, terutama formal edukasi, tak bisa dipungkiri semua akan berjalan sulit untuk hari ini. Terlebih, kalau kalian tidak memiliki jaringan, hampir tak ada celah untuk berkembang.

Di samping itu, edukasi ini selalu menjadi 'barang mahal' yang rela diinvestasikan orang-orang kaya, tidak ada alasan di sana untuk mereka tidak mengeluarkan uang dalam jumlah signifikan untuk mendorong pendidikan anak. Misal, di dalam neger kita bisa memastikan tidak ada orang yang berada dalam papan atas dan tidak memberikan pendidikan di sekolah yang juga teratas. Mereka betulan tahu 'harga' sebuah pendidikan.

Meski demikian, masih banyak saudara setanah air belum bisa merasakan bangku sekolahan, mereka tertinggal tanpa suatu alasan. Sebagaimana tertuang dalam salah satu pasal dalam undang-undang, harus dipikirkan betul, ini semua tak bisa dibiarkan, pendidikan merupakan hak setiap anak bangsa.

Berhubung dalam situasi ramadan, kami berpikir untuk menghubungkan semua antara zakat, infak, dan sedekah bisa menuntaskan masalah pendidikan. Tak bisa dibantah ini bukan sebuah ide tercerah, tetapi tidak ada kesalahan juga untuk mengetahui isi dalam sana.

Sebelum ini, dikarenakan keterbatasan informasi dari berbagai sumber, atau kewaspadaan terhadap berbagai disinformasi di Internet, kami cuma akan menggunakan data dari Jakarta sebagai skema dalam artikel ini, data nasional hanya digunakan saat tidak ada data utama.

Potensi ZIS (zakat, infak, dan sedekah)


Jumlah zakat sendiri untuk Jakarta diperkirakan mencapai Rp 4,7 triliun per tahun, sementara jumlah anak tidak sekolah di sana 111.925 jiwa, data ini diambil tahun 2020. Lebih lanjut lagi, jumlah biaya pendidikan sekolah negeri 21 juta untuk tiap anak.

Kita bisa menemukan perhitungan kasar: Rp 4,7 triliun / 115.924 jiwa = Rp 40.543.478 per jiwa

Memang tidak bisa dibantah zakat tidak akan digunakan untuk uang pendidikan, zakat juga memiliki kepentingan jauh lebih mendasar dan mendesak, untuk membantu orang kelaparan merupakan salah satu realitas tak terhindarkan di luar sana.

Namun, kalian lupa kita belum menghitung jumlah infak dan sedekah di sini. Memang tidak ada data tentang kisaran jumlah di luar sana, tetapi tak bisa dipungkiri nilai kedua ini jauh lebih besar dari berbagai sisi, termasuk frekuensi penarikan, juga nilai kontribusi per orang.

Manfaat ZIS untuk pendidikan

Dari sini kita semua sudah tahu, meski jumlah zakat sendiri tak mencukupi, tetapi jumlah secara keseluruhan jauh lebih cukup untuk menutupi semua, bahkan memberikan manfaat dalam segi edukasi untuk anak-anak negeri ini.

Lebih jauh lagi, masih ada sekitar 234 sekolah di Jakarta dalam status Inpres, harus diketahui status ini bukan berarti kurang mutu, tetapi kebanyakan dari mereka tertinggal entah secara dari segi kualitas, atau fasilitas pendukung.

Tak bisa dibantah untuk mengubah, juga meningkatkan kualitas sekolah. Tertulis terlalu banyak faktor yang perlu diperhatikan mulai dari kondisi, lokasi, kebijakan, hingga level sekolah yang ingin dicapai lebih lanjut, semua variabel tak bisa dipungkiri cukup berpengaruh di sini. Meski, secara kasar bisa memperkirakan 750 juta per sekolah.

Kita bisa menemukan perhitungan demikian: 4.700.000.000.000 / 750.000.000 = 6.266 sekolah.

Meski demikian, tak bisa dibantah kita bisa mengeluarkan semua dana untuk sekolah, kepentingan anak untuk menempuh pendidikan tak bisa dipungkiri jauh lebih mendesak untuk saat ini, terlebih jumlah mereka masih ratusan ribu di luar sana.

Bagaimana Cara Menyusun Itinerary Wisata? Simak 8 Langkahnya (kompas.com) 
Bagaimana Cara Menyusun Itinerary Wisata? Simak 8 Langkahnya (kompas.com) 

Gambaran kasar jumlah ZIS secara keseluruhan

Harus diingat semua bukan data benar, cuma perhitungan kasar bukan data paling benar. Terlebih, tidak ada satu orang bisa mengukur jumlah infak dan sedekah secara keseluruhan, akan lebih baik untuk semua ini dimaklumkan.

Data BAZNAS:

Data BAZNAS menunjukkan bahwa total penghimpunan zakat di Indonesia tahun 2022 mencapai Rp 23 triliun.

Survei Lembaga Filantropi:

Survei lembaga filantropi menunjukkan bahwa rata-rata donasi masyarakat Indonesia per bulan adalah Rp 100.000.

Jika kita asumsikan 60% dialokasikan untuk zakat, 20% untuk infak, dan 20% untuk sedekah, maka:

Perkiraan total infak dan sedekah per bulan adalah Rp 40 triliun (100.000 * 0,2 * 10.000.000).

Perkiraan total infak dan sedekah per tahun adalah Rp 480 triliun (40.000.000.000 * 12).

Perbandingan Kasar:

Berdasarkan data dan asumsi di atas, perbandingan kasar zakat, infak, dan sedekah di Indonesia:

Zakat: 23 triliun / 480 triliun = 4,8%

Infak: 20% Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)

Sedekah: 20% Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)

Foto : 6 Persiapan Siswa SMA-SMK Kelas 12 buat Seleksi PTN/PTS 2023 (kompas.com) 
Foto : 6 Persiapan Siswa SMA-SMK Kelas 12 buat Seleksi PTN/PTS 2023 (kompas.com) 

Bagaimana kami meringkas semua

Berdasarkan data dan asumsi yang dipaparkan, potensi ZIS untuk membantu pendidikan di Indonesia sangatlah besar. Zakat, infak, dan sedekah dapat digunakan untuk:

  • Membantu anak-anak yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan.
  • Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Inpres.
  • Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi.
  • Membangun infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.

Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam mengoptimalkan potensi ZIS, seperti:

  • Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ZIS.
  • Ketidakpercayaan terhadap lembaga pengelola ZIS.
  • Kesulitan dalam penyaluran ZIS yang tepat sasaran.

Namun, dengan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti:

  • Pemerintah: Membuat kebijakan yang mendorong masyarakat untuk membayar zakat dan infak.
  • Lembaga pengelola ZIS: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS.
  • Masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ZIS dan menyalurkan ZIS melalui lembaga yang terpercaya.

Perhitungan kasar:

  • Total ZIS per tahun: Rp 480 triliun (asumsi)
  • Persentase ZIS untuk pendidikan: 20% (asumsi)
  • Total ZIS untuk pendidikan per tahun: Rp 96 triliun (480 triliun * 0,2)
  • Jumlah anak tidak sekolah di Indonesia: 2,4 juta jiwa (data 2020)
  • Biaya pendidikan per anak per tahun: Rp 21 juta (data 2020)

Kemungkinan terealisasikan:

Setelah semuanya, semua ini tak bisa dibantah perlu kerja sama terintegrasi dari semua pembangun bangsa, pemerintah tak bisa dipungkiri bisa mengambil peran signifikan di sini. Terlebih, sebagai pengawas dalam pengaliran semua dana berjalan, kalau semua berjalan sama terintegrasi seperti ini 4 tahun boleh jadi kita akan melihat perkembangan di sana. Terlepas dari semua, sebagai bagian dari pelajar negeri ini, tentu kami berharap perbaikan segera untuk meningkatkan level pendidikan menuju level mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun