Mohon tunggu...
Hafidhotul Zunairoh
Hafidhotul Zunairoh Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Pengabuan

Hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Penerapan Short Neighbourhood Walk

8 Oktober 2022   06:58 Diperbarui: 8 Oktober 2022   07:02 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang

SMP Negeri 4 Pengabuan terletak di Jl. Lintas Parit Pudin, Desa Parit
Pudin, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Lokasi sekolah yang cukup jauh dengan jalan raya menyebabkan kurangnya minat masyarakat sekitar untuk bersekolah di sini. Selain itu juga jaringan internet tidak stabil di daerah ini dan seringnya pemadaman listrik mengakibatkan pembelajaran kurang efektif.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah selama ini menggunakan materi ajar yang didasarkan pada buku teks, tindakan belajar sebagian besar tertulis. Langkah pembelajaran diawali dengan penjelasan guru tentang satu atau dua contoh teks tentang isi dan unsur kebahasaan yang ada, kemudian siswa mengerjakan soal-soal tertulis di dalam buku teks dan akhirnya menghasilkan teks secara mandiri sesuai dengan contoh yang ada di buku teks dan penjelasan guru. Jika bahan dari buku teks dianggap kurang, guru menambahkan contoh yang diambil dari buku teks lain atau sumber lain. Namun pada umumnya guru beranggapan bahwa bahan atau teks dari sumber otentik biasanya terlalu sulit untuk siswa, sehingga tidak banyak digunakan. Akibatnya siswa tidak terbiasa dengan teks-teks yang justru akan mereka temui di dunia nyata.

Kenyataan tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil proses belajar Bahasa Inggris di sekolah telah menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan berbicara, menyimak, membaca dan menulis dalam bahasa Inggris bukan untuk tujuan nyata. Padahal mereka telah belajar Bahasa Inggris sedikitnya tiga tahun di sekolah. Oleh karena itu, kita harus berani mencoba melakukan pendekatan lain, bahkan meskipun pendekatan tersebut belum pernah sama sekali dilakukan sebelumnya di sekolah. Kita harus mau mengubah mind set kita untuk lebih akomodatif terhadap pemikiran yang inovatif dan lebih bermanfaat bagi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Sedangkan dalam kurikulum menekankan bahwa proses pembelajaran bahasa Inggris berpusat pada siswa, tidak terfokus hanya pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan tidak hanya menggunakan bahasa tulis, keempat kecenderungan tersebut telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan memahami penjelasan guru tentang aturan dan konsep yang terdapat dalam buku teks dan kemudian diikuti latihan penerapan konsep, pada umumnya secara tertulis. Sebagai gantinya kita harus menerapkan pendekatan kontekstual, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia secara alami di dunia nyata.

Proses belajar yang alami tersebut meliputi (1) mengambil dan meniru tindakan secara aktif dengan melibatkan semua indra,  (2) bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru ditemui atau yang berbeda dengan yang telah diketahui sebelumnya, (3) mencoba melakukan tindakan tersebut secara mandiri, (4) membangun penalaran dengan cara membandingkan aturan dan strategi yang digunakan orang lain atau diperoleh dari sumber lain, dan akhirnya (5) melakukan tindakan yang baru dipelajari tersebut untuk melaksanakan fungsi sosial di lingkungannya.

  1. Kendala Siswa dalam Berbahasa Inggris

Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar bahasa Inggris tidak hanya disebabkan oleh kekurangan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri, misalnya seperti siswa kurang menguasai kosakata, siswa tidak tertarik belajar bahasa Inggris karena itu pelajaran sulit dan siswa mengalami kesulitan dalam memahami struktur bahasa Inggris. Pendapat tersebut kurang bijak, karena sesungguhnya belajar bahasa itu bagaimana membuat siswa lebih mudah, senang, tertarik, aktif, menikmati, situasi belajar menjadi lebih hidup dan bermakna, serta bagaimana siswa mendapat pengalamannyata bukan teori saja. Dan hal utama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran adalah kegiatan kelas harus didominasi oleh siswa (students centered).

Menganalisa permasalahan di atas, guru Bahasa Inggris harus mencari solusi atau pemecahan yang tidak terlalu rumit dan memberatkan bagi siswa maupun guru pengajar itu sendiri. Banyak sekali cara-cara yang bisa digunakan guru untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya guru harus mengubah strategi pembelajaran yang tepat dan efektif, menggunakan model pembelajaran yang mudah dipahami siswa dan mudah untuk melaksanakannya, menggunakan media yang familiar dengan siswa dan mencari sumber belajar dari mana saja yang tidak menyulitkan siswa maupun guru itu sendiri. Misalnya media atau sumber belajar yang dekat dan menjadi satu dengan tempat belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah bisa dijadikan media dan sumber belajar yang sangat efektif karna di tempat itu banyak sekali benda-benda, tanaman, ruangan-ruangan dan warga sekolah yang tidak asing bagi siswa.

Kegiatan di lingkungan sekolah sangat tepat menerapkan pembelajaran dengan model short neighbourhood walk. Berikut akan dijelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran tersebut.

  1. Penerapan Model Short Neighbourhood Walk

Merupakan salah satu model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), yang kegiatannya dilaksanakan di luar kelas tetapi masih dalam lingkungan sekolah. System CTL merupakan suatu proses pedidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, soaial dan budayanya.untuk mencapai tujuan tersebut system CTL akan menuntun siswa melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara pribadi siswa mencapai standar yang tinggi dan menggunakan asesmen autentik.

Kegiatan ini masih menjadi satu dengan dan selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk itu lingkungan sekolah merupakan hot spot untuk penerapan model short neighbourhood walk. Setelah siswa menerima materi dari guru, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan langsung diminta keluar kelas untuk mengaitkan ilmu yang diterimanya dengan kehidupan atau dunia nyata yang ada di lingkungan sekolah dengan mengamati benda-benda yang ada di sekitar sebagai objek selama 15 menit.siswa harus mengisi format observasi yang disiapkan guru. Mereka harus mencatat apa saja yang dilihat dan diamati selama waktu yang ditentukan, kemudian apabila waktunya habis siswa harus segera masuk ke kelas kembali untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknyamasing-masing untuk melaporka hasil pengamatan mereka.

  1. Lingkungan Sekolah Sebagai Hot Spot

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun