Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Financial

Karena Tiang Ekonomi Kita Pernah Roboh Serobohnya

25 Juni 2019   23:58 Diperbarui: 26 Juni 2019   00:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
krisis ekonomi (merdeka.com)

Mei 1998, Kekacauan dimana-mana, penjarahan membuat ekonomi tersentak, harga barang melejit, mata uang Rupiah, kebanggaan kita tak berdaya, lemah lunglai melawan US Dollar, mata uang Amerika Serikat punya. Seketika rutinitas masyarakat terhenti, tak berdenyut sama sekali, semua dalam ketakutan yang amat sangat, pilihan cuma dua ikut dalam aksi huru hara atau diam dirumah. 

Semua yang terjadi ditahun 1998 terjadi karena krisis ekonomi 1997, krisis multi efek ini meruntuhkan sebuah orde, 32 tahun orde baru berada, runtuh seketika dan lenyap perlahan karena robohnya tiang ekonomi kita, stabilitas sistem keuangan benar-benar merubah sebuah bangsa.

Tapi bangsa yang bijak adalah bangsa yang belajar dari masa lalu, kekalahan Baht mata uang Thailand membuat runtuh ekonomi kawasan, dipelajari dan semua negara yang pernah krisis mencoba bertahan. Waktu berjalan, 10 tahun kemudian, krisis kembali terjadi, kali ini di negara maju, dimulai dari runtuhnya Lehman Brothers, yang menjalar ke negara-negara Eropa. 

Krisis ini disebut dengan subprime mortgage yaitu dimana kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk sehingga terjadi gagal bayar. Ekonomi melambat, negara-negar G8 seketika merasakan pertumbuhan ekonomi hingga minus. dunia mulai mencari sistem seperti apa yang dapat menstabilkan sistem keuangan.

Makroprudensial

Stabilitas Sistem Keuangan adalah stabilitas sistem keuangan merupakan suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien, serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 

Sementara, sistem keuangan didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusahaan nonkeuangan dan rumah tangga yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/ atau penyediaan pembiayaan perekonomian.   (Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 16/11/PBI/2014 tanggal 1 Juli 2014).

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan  diperlukan kebijakan makroprudensial yang didefinisikan sebagai kebijakan yang bertujuan untuk membatasi risiko dan biaya dari krisis sistemik (Galati G , and Richhild M., 2011) . Dampak sistemik seperti sebuah bank yang tak mampu menjaga Kebijakan makroprudensial lebih berorientasi pada sistem secara keseluruhan. 

Dengan demikian, fokus kebijakan makroprudensial tak hanya mencakup institusi keuangan, namun meliputi pula elemen sistem keuangan lainnya, seperti pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, dan infrastruktur keuangan. Di Indonesia sendiri menjaga Stabilitas Sistem Keuangan merupakan otoritas Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia. 

Ketiganya memiliki wewenang spesifik dan saling bekerja sama. Dimulai pada tahun 2003 Bank Indonesia membentuk Biro Stabilitas Sistem Keuangan (BSSK) yang perannya kemudian digantikan oleh Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) inilah awal mulanya kebijakan Makroprudensial di Indonesia.

Kebijakan makroprudensial yang dilakukan oleh ketiga pemegang otoritas tersebut adalah kebijakan yang berorientasi pada sistem, bertujuan melihat sistem keuangan secara keseluruhan melalui pendekatan yang bersifat top-down. Dengan pendekatan top-down (dari atas ke bawah) dan diambil didasarkan pada hasil analisis secara komprehensif terhadap kondisi makroekonomi dan dampaknya pada seluruh risiko dalam sistem keuangan, termasuk korelasi antara risiko sistemik, dinamika pasar, dan pilihan kebijakan yang akan dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun