Mohon tunggu...
Hadi NusaSusanti
Hadi NusaSusanti Mohon Tunggu... Freelancer - Seoranng Pemimpin tidak akan berbuat dan memimpin dirinya sendiri , melakukan Tindakandiluar Prediksi ..selalu berani tempuh Resiko Badai Menghunjam..

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Mbah Sipon di Gubug "Sowang" Kebolampang

28 November 2020   17:01 Diperbarui: 28 November 2020   17:15 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Sipon Kebolampang ( dokpri)

BrataposMedia.ID _ inevstigasi _ Pati_ -ddf- Ini  cerita nyata dan bukan cerita Horor ,sekaligus menantang pembaca berselayar di desa Kebolampang, disana ada kejanggalan dan keganjilan simalakam , nasib luluh lantak dan putaran takdir melindas dirinya yang sebatang kara , centang perantang kesedihan dialalinya  dan nasib naas dialami mbah sipon bertubi- tubi   harusnya bisa menyentuh hatiku, hanya berada di  gubug reyot diantara sapi titipan entah, Kambing dan ayam yang hanya beberapa ekor  , 

beliau ini selama hampir duapuluh tahun  sebatang kara, namun dibalik keringkihan , kelemahan kerentaan ,  beliau  ada pelajaran yang dipetik. Bahkan ibarat kata  tidak semua   elang bertelur emas , apalagi cuma bebek atau angsa saja. banyaknya orang yang tak tahu malu , telah hutang jasa mbah Sipon , yang  basang atau tidak punya anak ini , dengan bijak mengangkat keponakan keponakannya agar diangkat anak, lalu dibesarkan , sapai di kawinkan dengan hingar bingar pesta perkawinan yang menurut kisahnya dijulakan sapi sekandang , 

dari sekian anak angkat  , setua  mbah sipon tak satupu n memberi perhatian serius bersamaan dengan  berlalunya  usia senja  Mbah Sipon . kalau beliau masih bayi dan anak anak barangkali karena lucunya banyak yang mau negasuh, mengadopsi, 

 namun karena keadaan beliau sudah tua begini yang  mau ngurus emua siapa, semua sia=-sia . taka da batang tembakau , bukan berkata bohong, dunia sudah kacau  . tak ada lagi  makna "kebersamaan " tanpa quality Time , kebersamaan yang dikorbannya sia sia, anak anak yang diasuhnya , dibesarkannya meninggalkannya dan tak satupun yang memngingat perjuangannya , mau nuntut siapa nggak ada kontrak tertulis , tak ada kesadara kemanusiaan tanpa makna mungkin bagi banyak orang hanya buang buang sisa Umur ,  umur sebad yang diberikan Tuhan disyukurinya , dengan hidup sendiri sebtang kara tak peduli hujan dan panas , memang beliau ingin hidup menyendiri tanpa diganggu oleh pembikin trauma -trauma  itu . 

ta ada beda yang dialami duda yang selalu menemaninya , naka istrinya dibawa kbur Orang , dan hingga sekarang tak ada sambung ceritanya , pada intinya dia di PHP oleh istrinya , setelah menguras harta bendanya , lalu kabur dengan laki laki lain , sementara dia diterlantarkan keluarganya dan tidak diterima oleh keluarganya bila Pulang , sudah 15 tahun mengembara tanpa arah hidup akan dikemanakan , asalkan tiap hari mau jalan pasti dapat makan . kembali kepada Pedoman manusia pertama  yang berasal dari air , pasti akan mengalur dan menggenang di Tempat yang "ledhok"  di daerah bawah .  

jejak kasus yang ditinggalkan telah membawa rona rona , dan diadili oleh waktu , Perjuangan Keras mbah sipon  memperjuangkan anak-anak dari tetangga, masyarakat , agar manusia itu pasrah dan ngalelah , tetapi tetap terus  berusaha memnghidupkan hidup , dan memanusiakan manusia lain sampi kahir hayat . siapapun mapir ke Gubug mbah sipon selalu disuguhi Kopi , bahkan yang mau makan selalu ada makanan ala kadarnya . bahkan mbah sipon yang dikatakan hidup ":KR" pun masih bisa diharapkan pertolongan , paling tidak kisah hidupnya yang miris , tragis , banyak dikhianati wanita dan saudara . 

jejak ini jauh berbeda tetapi nyaris sama  dengan yang di alami didik ,..si didik yang hnaya lulusan inpres , sekolahnya  tutup ketika kelas tiga menjelang Gestok , setelah kelas tiga mbogel, lalu mencari kayu bakar di hutan  sekedar untuk menyambung Hidup, kayu bakar dijual diwartung warung sekdar untuk dapat makan sepiring .  Mbah sipon juga demikian  semua asset tanahnya diborgkan dan dikhianati dengan tipu daya oleh keponakan keponakannya , katanya mau diganti dengan  garapan di Tanah seberang sumatera , 

dengan ladang Karet yang setiap Hari Panen , dan mbah sipon dikirim uamng setiap bulannya , ternyata harapan demi Harapan tak kunjung datang , hanya janji kosong , Mbah sipon dikhianati, tanah pinggir jalan yang nilainya Milyaran rupiah  hanya dibayar dengan janji janji  senilai sekira 20 K , entah sesuai atau tidak semua sudah kehendak takdir , tidak dapat disesali , sebab semua sudah menjadi  keputusan  tak mungkin memngubah Bubur jadi nasi kembali , 

sekarang bagaimana Negara menghadapi  orang orang tua Jiompo yang terlantar seperti mbah sipon sperti ini, yang dijauhkan dari Keluarganya , tak ada  pengurusan , kepedulian negara kepadanya . ada hal hal tabu  yang tak pantas dipertanyakan , dan tak pernah ada perhatian  orang yang Punya Nurani lagi untuk mbah sipon -mbah sipon lainnya . ( selesai_opini _esay - odessy _ SH/BrataposPati'ID)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun