"Kalau sudah wukuf, jangan hanya sekadar berkumpul. Wukuf itu belajar tahu diri, belajar bijaksana," katanya.
Prof. Rozihan mengingatkan agar jamaah tidak terjebak pada ibadah yang berlebih-lebihan selama di Tanah Suci, tetapi tetap menjaga keseimbangan dan esensi dari setiap ibadah.
Dalam konteks halal bihalal, Prof. Rozihan memaparkan bahwa hakikat Idul Fitri adalah kembali kepada fitrah, yaitu kesucian hati. Ia mengajak hadirin untuk membangun kebiasaan memaafkan dengan lapang dada, meninggalkan dendam, dan belajar membahagiakan sesama.
"Takwa itu bukan sekadar banyak beribadah. Takwa itu tentang kepekaan hati. Orang bertakwa itu adalah orang yang mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain," tegasnya.
Ceramah Prof. Rozihan ditutup dengan doa bersama. Dengan penuh kekhusyukan, seluruh hadirin memohon kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan, keberkahan, dan kekuatan untuk terus menebar kebaikan di manapun berada.
Acara Halal bihalal dan pelepasan calon jamaah haji PDM Muhammadiyah Grobogan tahun ini bukan sekadar agenda tahunan. Ia menjadi simbol kuatnya ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Melalui rangkaian acara yang rapi dan penuh makna ini, terlihat bagaimana Muhammadiyah Grobogan terus menjaga tradisi silaturahmi, membangun kaderisasi, serta mendidik umat untuk tetap konsisten dalam nilai keikhlasan, pelayanan, dan kebersamaan.
Makna Halal bihalal: Merajut Persaudaraan, Melapangkan Hati
Halal bihalal, lebih dari sekadar tradisi, adalah bentuk aktualisasi nilai Islam dalam kehidupan sosial. Tradisi ini mengajarkan bahwa kesalahan adalah bagian dari hubungan manusia, dan maaf adalah jembatan untuk memperbaikinya.
Melalui halal bihalal, umat diajarkan untuk tidak larut dalam dendam, melainkan memperbarui niat suci untuk saling memaafkan, mempererat ukhuwah, dan membangun masyarakat yang lebih damai. Ini juga menjadi kesempatan untuk membersihkan hati, memulihkan hubungan yang mungkin sempat renggang, dan menanamkan kembali nilai-nilai luhur persaudaraan.
Di tengah dunia yang sering penuh ketegangan dan prasangka, semangat halal bihalal menjadi oase yang menyejukkan. Sebuah ruang untuk kembali merangkul, kembali tersenyum, dan bersama-sama melangkah menuju kehidupan yang lebih penuh cinta kasih, persaudaraan, dan keberkahan.