Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari saya sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korupsi Dana BOS: Uang Pendidikan Dirampok, Nasib Anak Bangsa Dipertaruhkan!

10 Februari 2025   10:58 Diperbarui: 10 Februari 2025   21:43 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Korupsi Dana BOS (Sumber: Image Generator ChatGPT)

Korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi permasalahan yang terus mencuat di dunia pendidikan Indonesia. Dana yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan malah disalahgunakan oleh oknum tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus penyalahgunaan dana BOS bermunculan, menggerus kepercayaan publik terhadap integritas sistem pendidikan.

Fakta dan Data Kasus Korupsi Dana BOS

Menurut data dari Indonesia Corruption Watch (ICW), terdapat sekitar 200 kasus penyalahgunaan dana BOS yang terungkap antara tahun 2018 hingga 2022. Jumlah ini mungkin terlihat kecil dibandingkan total sekolah penerima dana BOS yang mencapai lebih dari 200.000, tetapi kerugian negara akibat tindakan ini mencapai sekitar Rp1,6 triliun. Modus yang digunakan pun beragam, mulai dari markup harga, laporan fiktif, hingga manipulasi administrasi.

Salah satu contoh kasus besar adalah seorang kepala sekolah yang menggelembungkan harga barang untuk kepentingan pribadi. Ada juga kasus di mana dana BOS digunakan untuk membayar honor guru honorer secara tidak sah, dengan alasan meningkatkan kesejahteraan mereka. Bahkan, dalam beberapa kasus, dana BOS digunakan untuk keperluan pribadi seperti membeli kendaraan mewah atau properti.

Penyebab Maraknya Korupsi Dana BOS

Beberapa faktor yang menyebabkan dana BOS rentan dikorupsi di antaranya:

  1. Kurangnya Kompetensi dalam Pengelolaan Keuangan
    Guru dan kepala sekolah yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana BOS umumnya memiliki latar belakang akademik di bidang pendidikan, bukan akuntansi atau manajemen keuangan. Akibatnya, mereka sering kesulitan dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar administrasi negara, sehingga celah penyimpangan menjadi lebih lebar.

  2. Kebutuhan Sekolah Melebihi Anggaran BOS
    Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata biaya pendidikan per siswa per tahun mencapai Rp6,5 juta, sedangkan dana BOS yang diberikan hanya sekitar Rp3 juta per siswa. Kekurangan ini sering kali mendorong sekolah untuk mencari cara-cara tidak sah agar bisa menutupi kebutuhan operasionalnya.

  3. Kurangnya Transparansi dan Pengawasan
    Meski telah ada regulasi dan pengawasan dari berbagai pihak seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masih banyak sekolah yang tidak memiliki sistem pelaporan yang transparan. Beberapa kepala sekolah bahkan melakukan manipulasi data untuk menutupi pengeluaran yang tidak sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) penggunaan dana BOS.

  4. Adanya Oknum yang Sengaja Memanfaatkan Celah
    Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kepala sekolah atau bendahara yang sejak awal memiliki niat jahat untuk menyalahgunakan dana BOS. Modus mereka bisa berupa kerja sama dengan penyedia barang yang bersedia memberikan 'uang kembali' setelah proses pengadaan dilakukan secara fiktif atau markup harga.

Dampak Korupsi Dana BOS

Korupsi dana BOS tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga berdampak negatif pada kualitas pendidikan. Beberapa dampak yang terjadi akibat korupsi dana BOS antara lain:

  • Hilangnya kepercayaan terhadap dunia pendidikan
    Ketika kepala sekolah atau guru tersandung kasus korupsi, maka citra tenaga pendidik akan tercoreng di mata siswa dan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan panutan moral dalam kehidupan mereka.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun