Purwodadi -- Sebuah kecelakaan terjadi di perempatan lampu merah Danyang pada Senin (5/2) malam, tepat setelah waktu Magrib, sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu saya baru selesai makan di warung samping lampu merah, saat mau bayar saya dikejutkan suara benturan keras. Braaakkkkkk. Ternyata ada kecelakaan tepat di belakang saya. Hanya berjarak 6 meter dari saya berdiri. Reflek saya nengok. Pengendara motor sudah dalam posisi telentang di jalan raya. Â Langsung saya lari untuk menolong korban. Meski susah payah korban berusaha berdiri dan hal pertama yang dilihat adalah kondisi motornya, nampaknya tidak perduli dengan kondisi kakinya yang cedera.Â
Kecelakaan kali ini melibatkan sebuah sepeda motor dan mobil yang hendak berbelok. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun pengendara motor mengalami luka dan keseleo.
Menurut saksi mata, para tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar lokasi kejadian, kecelakaan ini terjadi akibat pengendara motor yang nekat menerobos lampu merah. Ketika lampu mulai menyala merah, bukannya mengurangi kecepatan, ia justru menambah gas. Sementara itu, mobil dari arah barat langsung melaju begitu lampu hijau menyala tanpa memastikan situasi lalu lintas di sekelilingnya. Benturan pun tak terelakkan.
Kebiasaan Berbahaya di Lampu Merah
Kecelakaan seperti ini bukan yang pertama. Banyak pengendara, terutama sepeda motor, masih memiliki kebiasaan buruk saat berkendara di lampu merah. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kebiasaan menambah kecepatan ketika lampu kuning menyala. Seharusnya, lampu kuning menjadi tanda untuk mengurangi kecepatan dan bersiap berhenti. Namun, banyak yang justru menganggapnya sebagai kesempatan terakhir untuk menerobos sebelum lampu merah menyala.
Selain itu, ada juga yang tidak sabar menunggu lampu hijau benar-benar menyala dan langsung tancap gas. Tak jarang, mereka hanya mengandalkan perkiraan dan kurang memperhatikan kendaraan dari arah lain. Kebiasaan seperti ini meningkatkan risiko kecelakaan di persimpangan.
Mengapa Kebiasaan Ini Berbahaya?
Mengabaikan Keselamatan Diri dan Orang Lain. Dengan menerobos lampu merah atau menambah gas saat lampu kuning, pengendara tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga pengguna jalan lain. Jika terjadi kecelakaan, dampaknya bisa fatal.
Melanggar Aturan Lalu Lintas. Lampu lalu lintas dibuat untuk mengatur pergerakan kendaraan dan pejalan kaki agar lebih tertib dan aman. Mengabaikan aturan ini berarti mengundang risiko kecelakaan.Â
-
Menyebabkan Efek Domino di Jalanan. Jika satu pengendara menerobos lampu merah, pengendara lain bisa ikut terpengaruh. Ini bisa menyebabkan kekacauan lalu lintas dan meningkatkan potensi kecelakaan beruntun.
Solusi Agar Lebih Tertib di Lampu Merah
-
Pengendara harus memahami arti lampu lalu lintas dengan benar. Lampu hijau berarti jalan, kuning berarti bersiap untuk berhenti, dan merah berarti harus berhenti sepenuhnya. Jangan pernah menganggap lampu kuning sebagai kesempatan untuk menambah kecepatan.
Disiplin dan Sabar. Â Pengendara sebaiknya tidak tergoda untuk menerobos lampu merah hanya karena terburu-buru. Lebih baik terlambat beberapa detik daripada terlibat kecelakaan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!