Mohon tunggu...
Syariefuddin Soeltan
Syariefuddin Soeltan Mohon Tunggu... lainnya -

menulis sesuatu yang bermanfaat buat orang lain dan terutama buat diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyorot moral para pesohor

28 April 2011   22:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa tahun yang silam, seorang ibu rumah tangga yang kebetulan memiliki usaha sekaligus berprofesi sebagai perias pengantin, mengungkapkan keprihatinannya betapa dia sangat miris menyaksikan berbagai tayangan infotainmen di media elektronik dan media cetak. Keprihatinan itu terkait liputan media yang secara massif mengungkap sisi-sisi pribadi para selebriti (pesohor), yang alih-alih jadi teladan, sebaliknya malah bisa menjadi contoh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.

Gonta-ganti pasangan, baru saja berpesta mewah menandai ikatan suci perkawinan tetapi tidak lama sesudah itu saling gugat cerai di pengadilan, pesohor yang berseteru dengan awak media dan berbagai peristiwa di dalam keluarga yang seharusnya tak perlu diketahui khalayak, nyatanya disiarkan hampir nonstop dari sejak awal siaran stasiun televisi hadir di ruang-ruang keluarga sampai di penghujung siaran. Infotainmen cetak pun setali tiga uang, berlomba menampilkan lewat headline atau cover story masing-masing.

Tetapi kegelisahan si ibu rumah tangga tadi, seperti juga dengan berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan baik melalui surat pembaca maupun ungkapan pernyataan di berbagai media, seolah hanya angin berlalu saja. Tak hanya itu, pendapat, masukan bahkan kritikan dari berbagai institusi yang merasa turut bertanggungjawab untuk ikut menjaga dan menuntun moral masyarakat tak sedikit pun menyurutkan derasnya pemberitaan/tayangan dimaksud, entah itu karena tuntutan rating ataukah memang karena disenangi pembaca/pemirsa.

Seiring berjalannya waktu, khalayak kemudian disuguhkan kenyataan yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya, ketika video mesum yang melibatkan artis Nasril Irham (Ariel Peterpan), Luna Maya dan Cut Tari, beredar luas menyusul tayangan di internet. Ariel kemudian menjalani persidangan dan kini menjadi terpidana di Lapas Bandung. Akan halnya, Luna Maya dan Cut Tari, meski sempat menjadi saksi dalam persidangan Ariel tetapi tidak sampai duduk di kursi pesakitan, namun sanksi sosial terhadap keduanya, sesungguhnya sama beratnya dengan hukuman badan yang dialami Ariel.

Pemberitaan dan tayangan terbaru yang masih hangat di benak kita adalah berita kehamilan Krisdayanti yang belum lama ini naik ke pelaminan dengan pria pujaannya,  pengusaha Timor Leste Raul Lemos. Berita kehamilan diva yang sekaligus adik penyanyi Yuni Shara itu jadi sorotan, karena khalayak mengetahui bahwa keduanya baru satu bulan melangsungkan pernikahan namun kehamilan tersebut saat diumumkan ke publik ternyata sudah berusia empat bulan.

Tak ayal di berbagai situs jejaring sosial, banyak yang terang-terangan mencibir dan mengecam pasangan ini karena dinilai tidak bermoral bahkan dianggap sama sekali tidak menghargai lembaga perkawinan, terbukti sudah hamil terlebih dahulu sebelum menikah secara resmi. Pernyataan maaf Krisdayanti, setelah itu, justru mengundang cemooh publik.

Yang paling anyar, tentu saja Sheila Marcia, artis yang pernah tersandung perkara narkoba dan menjalani hukuman di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang hari ini akan melangsungkan pernikahannya dengan Kyky Mirano, di Gereja Katedral Denpasar, Bali. Bukan perkawinan ini yang bermasalah, namun publik mengetahui bahwa artis ini telah melahirkan seorang anak yang secara resmi tak ber ayah.

Semua itu dipermasalahkan dan disoroti tentu terkait dengan kiprah pesohor yang bersangkutan dan dipublikasikan secara luas di tengah-tengah masyarakat. Bahkan muncul sikap ekstrim mengecam media massa yang memberi ruang terhadap pesohor yang dinila menciderai dan jauh dari nilai-nilai moral masyarakat. Media massa diharapkan bijak dan selektif memilih pesohor yang akan ditampilkan dalam pemberitaan, tayangan dan kesempatan berakting di film/sinetron.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun