Namanya peluang, selalu ada peluang untuk juara karena memang untuk bisa menjadi juara, bergantung pada banyak faktor.Â
Selain kesiapan fisik, mental, dan strategi atlet, juga ada faktor luck. Semisal lawan-lawan yang dihadapi atapun kejadian tidak terduga di lapangan semisal pemain cedera.
Namun, merujuk pada situasi faktual terkini, harus diakui bahwa kiranya agak sulit bagi wakil Indonesia untuk juara di Indonesia Open 2025. Faktanya, wakil Indonesia tidak sedang dalam form bagus.
Fakta terkni, sepanjang Mei lalu, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia gagal meraih gelar di tiga turnamen terakhir. Mereka nol gelar di Thailand Open 2025 Super 500, Malaysia Masters 2025 Super 500, dan Singapore Open 2025 Super 750.
Padahal, beberapa pebulutangkis Indonesia selalu masuk daftar unggulan. Tapi, mereka sangat sulit untuk menapak di final. Faktanya, di Singapore Open 2025 pekan lalu, wakil Indonesia sudah habis di perempat final.
Di Indonesia Open 2025, beberapa wakil Indonesia juga masuk unggulan. Ada lima wakil.
Yakni tunggal putra Jonatan Christie yang menjadi  unggulan 5, lalu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang juga menjadi unggulan 5. Serta ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana jadi unggulan 8 dan pasangan Sabar Karyaman Gutama dan Moh Reza Pahlevi Isfahani jadi unggulan 7.
Satu lagi, ganda putri  Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi menjadi unggulan 8.
Kita tahu, persaingan di tiga sektor tersebut sangat ketat. Kualitas antar pemain tidak beda jauh.
Jonatan yang kini menjadi pemain non pelatnas, harus bersaing dengan Kunvalut Vitidsarn (Thailand) yang pekan lalu juara Singapore Open 2025. Lalu ada duo pemain top China, Shi Yu Qi dan Li Shifeng, serta Anders Antonsen dari Denmark.
Sementara Fajar/Rian menghadapi pasangan-pasangan top dunia dari Korea Selatan, China, Denmark, dan India. Utamanya dari Malaysia yang tengah on form. Yakni pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang pekan kemarin juara.