Indonesia Open datang lagi.Â
Turnamen bulutangkis bergengsi BWF World Tour level Super 1000 ini digelar di Istora Senayan Jakata mulai Selasa (3/6) kemarin hingga Minggu (8/6).
Bagi yang belum tahu, dalam rangkaian turnamen BWF World Tour, level Super 1000 ini yang paling tinggi.Â
Dalam kalender BWF World Tour setahun, hanya ada tiga turnamen yang levelnya Super 1000. Selain Indonesia Open, ada All England dan China Open.
Level tertinggi, maka hadiahnya pun gede. Di Indonesia Open 2025, total hadiah duitnya mencapai 1.450.000 dolar. Termasuk poin besar yang bisa diraih untuk ranking pemain.
Dengan iming-iming tersebut, hampir semua pemain top dunia tampil di Indonesia Open. Meski ada beberapa nama top yang kali ini absen karena pemulihan cedera. Sebut saja Viktor Axelsen dan Anthony Sinisuka Ginting.
Indonesia Diwakili 21 wakil, kali ini bisa juara?
Melansir dari akun resmi PBSI @badmintonina, Indonesia menurunkan 21 pemain/pasangan di Indonesia Open tahun ini. Mereka akan main di lima sektor yang dipertandingkan.
Rinciannya, tiga wakil di sektor tunggal putra, dua wakil di tunggal putri, tiga wakil di ganda putra, tujuh wakil di ganda putri, dan enam wakil di ganda campuran.
Sebagai tuan rumah yang baik, Indonesia tentu tidak hanya ingin sukses dalam penyelenggaraan turnamen ini.Â
Namun, akan lebih sempurna apabila pecinta bulutangkis bisa melihat atlet badminton Indonesia bisa juara di rumahnya sendiri.
Hanya saja, rasa cemas selalu muncul bila Indonesia Open datang lagi. Cemas kalau atlet-atlet bulutangkis Indonesia kembali gagal meraih gelar di rumahnya sendiri.Â
Sebab, fakta itu yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.Â
Kali terakhir ada pemain Indonesia yang naik podium juara Indonesia Open, terjadi pada 2021 lalu lewat ganda putra pasangan Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang kini sudah pensiun.
Ya, itu terakhir kali pemain Indonesia juara di turnamen yang mulai digelar tahun 1982 ini.
Paceklik gelar atlet badminton Indonesia di Indonesia Open semakin panjang bila menengok  daftar juara di sektor lain.
Di ganda campuran, wakil Indonesia yang terakhir kali juara Indonesia Open adalah pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2028. Kita tahu, Tontowi/Liliyana sudah pensiun dan kita belum menemukan penggantinya.
Lalu di tunggal putra, terakhir kali kita punya juara di Indonesia Open pada tahun 2012 silam lewat Simon Santoso. Sektor tunggal putri malah kering gelar sejak Ellen Angelina juara pada 2001 atau 24 tahun silam.Â
Adapun di sektor ganda putri, wakil Indonesia terakhir kali juara pada 2008 lewat pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir.
Peluang Juara Ada, Tapi Berat
Lalu, bagaimana peluang wakil Indonesia untuk juara di Indonesia Open tahun ini?
Namanya peluang, selalu ada peluang untuk juara karena memang untuk bisa menjadi juara, bergantung pada banyak faktor.Â
Selain kesiapan fisik, mental, dan strategi atlet, juga ada faktor luck. Semisal lawan-lawan yang dihadapi atapun kejadian tidak terduga di lapangan semisal pemain cedera.
Namun, merujuk pada situasi faktual terkini, harus diakui bahwa kiranya agak sulit bagi wakil Indonesia untuk juara di Indonesia Open 2025. Faktanya, wakil Indonesia tidak sedang dalam form bagus.
Fakta terkni, sepanjang Mei lalu, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia gagal meraih gelar di tiga turnamen terakhir. Mereka nol gelar di Thailand Open 2025 Super 500, Malaysia Masters 2025 Super 500, dan Singapore Open 2025 Super 750.
Padahal, beberapa pebulutangkis Indonesia selalu masuk daftar unggulan. Tapi, mereka sangat sulit untuk menapak di final. Faktanya, di Singapore Open 2025 pekan lalu, wakil Indonesia sudah habis di perempat final.
Di Indonesia Open 2025, beberapa wakil Indonesia juga masuk unggulan. Ada lima wakil.
Yakni tunggal putra Jonatan Christie yang menjadi  unggulan 5, lalu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang juga menjadi unggulan 5. Serta ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana jadi unggulan 8 dan pasangan Sabar Karyaman Gutama dan Moh Reza Pahlevi Isfahani jadi unggulan 7.
Satu lagi, ganda putri  Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi menjadi unggulan 8.
Kita tahu, persaingan di tiga sektor tersebut sangat ketat. Kualitas antar pemain tidak beda jauh.
Jonatan yang kini menjadi pemain non pelatnas, harus bersaing dengan Kunvalut Vitidsarn (Thailand) yang pekan lalu juara Singapore Open 2025. Lalu ada duo pemain top China, Shi Yu Qi dan Li Shifeng, serta Anders Antonsen dari Denmark.
Sementara Fajar/Rian menghadapi pasangan-pasangan top dunia dari Korea Selatan, China, Denmark, dan India. Utamanya dari Malaysia yang tengah on form. Yakni pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang pekan kemarin juara.
Di ganda putri, Febriana/Amalia dan enam pasangan lainnya harus menghadapi pesaing kuat dari China dan Korea Selatan. Terlebih pasangan China, Liu Sheng Su/Tan Ning yang menjadi favorit kuat juara.Â
Debut Jafar/Felisha, ganda campuran masa depan IndonesiaÂ
Sorotan tertuju pada pasangan anyar, Febi Setianingrum/Apriyani Rahayu yang bakal melakoni penampilan keempat mereka sejak dipasangkan bulan lalu.Â
Apriyani, sang peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, kini berupaya kembali pada form terbaiknya bersama pasangan barunya.
Tapi, dari sekian banyak wakil Indonesia, kiranya pasangan ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Pasaribu yang paling ditunggu penampilannya. Mereka akan melakoni debut di Indonesia Open.
Pasangan muda, Jafar (22 tahun) dan Felisha (19 tahun) ini tengah mendapat apresiasi positif dari badminton lovers (BL) Indonesia seiring penampilan konsisten mereka.Â
Bahkan, BL Indonesia menjuluki mereka sebagai ganda campuran masa depan Indonesia.
Mereka sudah meraih gelar di Taipei Open 2025, turnamen level Super 300 yang digelar Mei lalu.Â
Jafar/Felisha menjadi satu dari dua pemain Indonesia yang sudah meraih gelar BFW World Tour di tahun ini.
Pada akhirnya, sebagai BL, saya dan sampean (Anda) jelas berharap agar wakil Indonesia bisa melangkah jauh dan juara di rumah sendiri.
 Malu ah bila setiap Indonesia Open digelar, kita hanya menyaksikan pemain negara lain naik podium juara. Salam bulutangkis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI