Keberhasilan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting meraih medali perunggu di Olimpiade 2020 membuatnya masuk dalam lingkaran mitos Olimpiade.
Ya, ada sebuah mitos yang terjadi di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade. Utamanya di nomor tunggal putra. Bahwa, peraih medali perunggu, akan meraih medali emas di Olimpiade berikutnya.
Mitos itu berlaku sejak Olimpiade 2012 di London, lalu terangkai ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, dan berlanjut di Olimpiade Tokyo 2020 tahun ini.
Simak fakta berikut ini.
Di Olimpiade 2012, pebulutangkis China, Chen Long yang tampil pertama kalinya di Olimpiade, berhasil meraih medali perunggu. Kala itu, usianya 23 tahun.
Empat tahun kemudian, Chen Long mampu meraih medali emas Olimpiade 2016. Di final, dia mengalahkan pebulutangkis andalan Malaysia, Lee Chong Wei yang mengalahkannya di semifinal Olimpiade 2012.
Di Olimpiade 2016 ini pula, pebulutangkis Denmark, Viktor Axelsen yang berusia 22 tahun, mengawali penampilanya di Olimpiade.
Dia mampu meraih medali perunggu. Di semifinal, dia dikalahkan Chen Long. Axelsen lantas memenangi perebutan medali perunggu melawan Lin Dan.
Mitos berlanjut di Olimpiade 2020
Nah, percaya atau tidak, mitos tunggal putra peraih medali perunggu lalu meraih medali emas dengan menang atas lawan yang mengalahkannya di Olimpiade sebelumnya itu ternyata berulang di Olimpiade 2020 ini.