Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Dewa" Hendra Pamitan dan 4 Pertandingan Haru di Bulutangkis Olimpiade 2020

5 Agustus 2021   16:03 Diperbarui: 5 Agustus 2021   17:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kiri) mengucapkan selamat tinggal untuk Olimpiade (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Hendra menulis narasi begini: "Bye-bye Tokyo 2020. My last Olympic game is over".

Postingan itu mendapatkan lebih dari 10 ribu komentar. Di antaranya dari beberapa pemain top dunia seperti ganda putra Taiwan, Lee yang (peraih medali emas ganda putra Olimpiade 2020) juga Aaron Chia.

Hendra memang seorang living legend badminton yang dikagumi banyak pemain dunia. Bukan hanya karena kemampuannya tapi juga sikapnya di lapangan.

Menariknya, beberapa warganet menyebut Hendra di akhir Olimpiade Rio 2016 lalu juga sempat berpamitan. Namun, dia tampil di Tokyo 2020. Karenanya, tidak sedikit yang beranggapan Hendra bakal tampil lagi di Paris 2024 bersama Ahsan.

Namun, dengan usia Hendra bakal 39 tahun pada 2024 mendatang dan Ahsan 36 tahun, sepertinya pamitan itu memang benar. Meski, tidak ada yang tidak mungkin. Yang jelas, pamitan The Daddies itu bikin baper banyak badminton lover.

Termasuk dari Forum Tiongkok yang banyak mengidolakan Hendra. Mereka bahkan punya panggilan "Dewa Hendra". Di postingan akun badmintalk_com, ada beberapa badminton lovers asal China yang menuliskan testimoni untuk mereka.

"Melihat mereka kalah, hati saya ikut sakit". "Ahsan/Hendra kalah, saya menangis..menangis...

Ada juga yang menulis begini: "Dewa Hendra sudah mengatakan bahwa ini adalah Olimpiade terakhirnya. Walaupin di Rio 2016 juga berkata seperti itu namun saya rasa ini benar-benar adalah yang terakhir dan tidak ada ada yang selanjutnya".

Tangisan Beiwen Zheng usai merelakan tiket ke perempat final

Bagaimana rasanya memenangi pertandingan game pertama dan berpeluang lolos ke perempat final tetapi tiba-tiba kehilangan harapan karena cedera? Perih.

Perasaan itulah yang dirasakan tunggal putri Amerika Serikat, Beiwen Zhang (31 tahun) di Olimpiade Tokyo 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun