Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Dewa" Hendra Pamitan dan 4 Pertandingan Haru di Bulutangkis Olimpiade 2020

5 Agustus 2021   16:03 Diperbarui: 5 Agustus 2021   17:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kiri) mengucapkan selamat tinggal untuk Olimpiade (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Namun, pencapaiannya di Olimpiade 2020 mendapat apresiasi dari Federasi Bulutangkis Guatemala. Cordon yang diasuh pelatih Indonesia, Muamar Qadafi, sukses mengukir sejarah sebagai pebulutangkis pertama Guatemala yang tembus semifinal Olimpiade.

Warganet Indonesia bahkan berharap, semoga setelah Olimpiade, ada sponsor yang bagus untuk Kevin sehingga dia bisa tampil di turnamen BWF World Tour. Tapi yang jelas, gara-gara Kevin, animo warga Guatemala untuk bermain bulutangkis rasanya meningkat.

Medali emas dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu untuk Indonesia

Tentu saja, keberhasilan ganda putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih medali emas di Olimpiade 2020, masuk dalam salah satu pertandingan paling mengharukan.

Momen di akhir pertandingan final ketika Greysia/Apriyani menyudahi perlawanan ganda China, Chen Qingchen/Jia Yifan menjelaskan semuanya. Itu momen bersejarah.

Setara dengan ekspresi kemenangan Susy Susanti di Olimpiade Barcelona 1992 silam.  Selevel dengan pelukan haru Hendra Setiawan dan Markis Kido dkala meraih medali emas di Olimpiade 2008.

Tangisan bahagia dan teriakan kemenangan Greysia/Apriyani sembari berbagi pelukan bahagia dengan pelatih ganda putri Eng Hian, menjadi akhir bahagia dari perjuangan mereka di Olimpiade 2020. Itu happy ending bagi kerja keras, jatuh bangun, kesabaran, dan ketenangan mereka di lapangan. Utamanya bagi Greysia yang merasakan situasi pahit di Olimpiade 2012 dan gagal di Olimpiade 2016.

Raihan medali emas itu tidak hanya menjadi yang pertama bagi ganda putri Indonesia dalam partisipasi di Olimpiade selama 29 tahun sejak 1992. Ini juga medali emas pertama bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 seperti saya ulas di tulisan ini Tangan Dingin Eng Hian, "Perjodohan" Greysia/Apriyani, dan Medali Emas Olimpiade.

Selain empat pertandingan itu, tentu saja masih ada 'pertandingan mengharukan' di bulutangkis Olimpiade 2020 versi lainnya. Sampeyan (Anda) pasti punya versi masing-masing. Tapi, rasanya, empat pertandingan ini ikut masuk di dalamnya.

Salam sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun