Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Apresiasi untuk Eko Yuli, Berani Lampaui Batas demi Raih Medali Emas

25 Juli 2021   18:10 Diperbarui: 25 Juli 2021   22:22 7498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eko Yuli Irawan saat berlaga di Olimpiade Tokyo. Eko berhasil meraih medali perak/Foto: REUTERS/Edgard Garrido 


Babak final cabang olahraga angkat besi kelas 61 kg Olimpiade 2020, Minggu (25/7) siang, serasa mendebarkan.

Kita berharap-harap cemas menyaksikan perjuangan lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan dari layar televisi.

Perasaan harap-harap cemas itu mencapai klimaks ketika Eko Yuli (32 tahun) masuk ke arena di momen penentuan. Dia berani menantang dirinya sendiri.

Dia sekali lagi mencoba melakukan angkatan seberat 177 kg pada percobaan ketiganya di kategori clean and jerk. Sebelumnya, dia mampu mengangkat 165 kg pada percobaan pertama.

Angkatan seberat 177 kg itu memang kelewat berat. Melebihi batas rekornya.

Sebab, pencapaian terbaik Eko Yuli sebagai pemegang rekor dunia di kategori clean & jerk adalah 174 kg.

Namun, pilihan itu diambil bukan tanpa perhitungan. Sebab, hanya itu cara untuk meraih medali emas. Demi mengalahkan lifter China, Li Fabin yang raihan poin angkatannya memang di atas Eko.

Sebelumnya, di angkatan snatch, Eko Yuli mancatatkan angkatan 137 kg. Upayanya mengangkat angkatan 141 kg gagal. Sementara Li Fabin bisa mencatat 141 kg. Li Fabin juga berhasil mencatat angkatan 172 kg di clean & jerk.

Itu membuat Eko Yuli memang harus berjuang lebih keras di angkatan clean and jerk. Jadilah dia mencoba mengangkat 177 kg itu. Men-challenge dirinya sendiri untuk meraih peluang medali emas.

Eko mungkin penasaran. Tiga kali ikut Olimpiade di 2008, 2012, dan 2016, dia belum bisa meraih medali emas. Karenanya, dia bertekad meraih medali emas di Olimpiade 2020.

Namun, semesta rupanya belum merestui harapan Eko itu. Dia tidak mampu mengangkat angkatan 177 kg itu.

Usai gagal pada angkatan pertama, di percobaan kedua, barbel tebal berwarna merah itu sempat bisa diangkatnya.

Namun, ketika sampai batas dada, Eko yang mencoba mengangkat barbel sampai di atas kepala, tidak mampu mengangkatnya. Barbel itu dilepasnya.

Kamera menyorot ekspresi wajah Eko yang tampak kecewa. Namun, itulah hasil maksimal yang bisa dia capai.

Eko pun harus puas kembali meraih medali perak dengan total angkatan 302 kg. Sementara medali emas diraih Li Fabin dengan total angkatan 313 kg.

"Saya mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya. Mohon maaf saya gagal untuk medali emasnya. Sekali lagi terima kasih atas dukungannya". Begitu kata Eko Yuli di akun Instagramnya @ekopower61.

Eko manusia Indonesia pertama meraih 4 medali di Olimpiade

Menyaksikan akhir dari perjuangan Eko Yuli, kita sebagai penonton mungkin masih berandai-andai.

Kita berandai, andai saja Eko mampu mengangkat beban 141 di angkatan snatch. Andai saja dia mampu mengangkat 177 kg di clean and jerk. Andai itu bisa dilakukan, dia bakal meraih medali emas. Sebab, Li Fabin juga gagal saat mencoba mengangkat 177 kg.

Beragam pengandaian itupula yang didengungkan oleh warganet di kolom-kolom komentar akun Instagram yang mengabarkan hasil perjuangan Eko Yuli di cabor angkat besi Men's 61 kg itu.

Namun, pengandaian-pengandaian itu justru malah akan mengecilkan perjuangan luar biasa Eko.

Kita harus ingat, Eko sudah berjuang.

Dia sudah men-challenge dirinya untuk melampau batas pencapaian dirinya di event olahraga terbesar di planet ini. Itu dilakukannya demi Indonesia. Meski, harapannya tidak kesampaian.

Toh, raihan medali perak itu tidak lantas mengecilkan sumbangsih yang telah diberikan Eko untuk Indonesia di Olimpiade 2020. Malah, dia harus mendapatkan apresiasi luar biasa dari siapa saja.

Bahwa, Eko telah mencatatkan dirinya sebagai legenda olahraga Indonesia. Bayangkan, empat kali tampil di Olimpiade, dia selalu meraih medali.

Dia menjadi manusia Indonesia pertama yang mampu meraih empat medali dalam empat Olimpiade.

Sebelumnya, dalam tiga kali partisipasi di Olimpiade, Eko selalu berhasil membawa pulang medali. Dia meraih medali perunggu di Olimpiade 2008 di Beijing dan Olimpiade London 2012.

Lima tahun lalu di Rio de Janeiro Brasil, Eko Yuli mampu meraih medali perak di Olimpiade Rio 2016.

Medali kedua Indonesia di Olimpiade 2020

Raihan medali perak itu juga menjadi kado ulang tahun bagi Eko Yuli.

Kemarin, 24 Juli, lifter yang berasal dari Metro Lampung ini genap berulang tahun ke-32 tahun.

Raihan medali perak tersebut juga menjadi perolehan medali kedua bagi kontingen Indonesia di Olimpiade 2020.

Sebelumnya, lifter putri, Windy Cantika Aisah menjadi atlet pertama Indonesia yang meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (24/7) kemarin.

Windy, atlet asal Bandung berusia 19 tahun yang tampil di nomor 49 kg, berhasil meraih medali perunggu dengan total angkatan 194 kg. Dia menghasilkan angkatan snatch 84 kg dan clean and jerk 110 kg. Untuk ulasan lengkapnya bisa dibaca di sini
https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/60fbe5d51525101f9b4d92a2/windy-cantika-peraih-medali-pertama-untuk-indonesia-mewarisi-dna-atlet-dari-ibunda.

Ya, dua medali yang didapat Indonesia di Olimpiade 2020 sejauh ini, dua-duanya berasal dari cabang olahraga (cabor) angkat besi.

Cabor angkat besi melanjutkan tradisi meraih medali di Olimpiade. Dalam lima edisi Olimpiade terakhir, lifter Indonesia selalu bisa menyumbangkan medali.

Raihan 1 medali perak dan 1 medali perunggu itu membuat Indonesia hingga Minggu sore ini berada di peringkat 17 dalam klasemen perolehan medali Olimpiade 2020.

Untuk negara di Asia Tenggara, Indonesia hanya tertinggal dari Thailand yang sudah meraih 1 medali emas.

Namun, perjuangan atlet-atlet Indonesia di Olimpiade 2020 masih akan terus berlanjut.

Tentu saja, kita berharap atlet-atlet Indonesia masih bisa menambah medali. Masih ada harapan dari angkat besi. Juga dari selancar. Sebab, peselancar Indonesia, Rio Waida berhasil lolos ke babak 3.

Dan yang paling ditunggu adalah pencapaian di cabor bulutangkis.

Kita berharap pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia bisa menyumbangkan medali emas. Harapan itu terbuka setelah atlet-atlet badminton Indonesia meraih hasil bagus di pertandingan pertama.

Semoga perjuangan atlet-atlet Indonesia di Olimpiade 2020 mencapai hasil maksimal. 

Salam olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun